Para hedonis makanan,
Pada hari sabtu lalu, saya lunch dengan papa en mama saya di Chatter Box (CB) yg terletak di lantai 3 Sogo Plaza Indonesia. Letaknya resto ini pun cukup tersembunyi, diantara counter2 yg menjual pakaian pria.
Karena saya datang duluan ke tempat tersebut, maka saya mencoba mengisi waktu luang dengan memesan teh hijau sepoci. Sambil menunggu datangnya teh hijau tersebut, saya sempat memperhatikan interior dari CB. Resto CB dibangun dengan gaya unfinished-art, ini bisa dilihat dari temboknya yg sengaja dibuat tidak selesai, dimana kita masih bisa melihat batu bata merah yg tersusun rapi oleh tempelan semen di tengah-tengahnya. Beberapa pernak-pernik yg dipajang di CB pun cukup menarik. Kebetulan saya duduk di tempat paling pojok dalam di ruangan para smoker, sehingga saya bisa memandang ke segala penjuru resto CB. Pernak-pernik nya itu ada kamera dan penggiling kopi tempo dulu yg ditaruh diatas rak di pojokan, ada alat jualan gendongan yg biasanya dipakai untuk jualan gado-gado or mi bakso yg diletakkan setelah pintu masuk, ada meja makan yg bentuknya seperti daun kriting yg ada di kartu remi, ada pula lukisan yg dibuat oleh kapur diatas papan tulis hitam…sangat berkesan seperti gambar anak TK, but cukup unik lah. Kata pegawai di CB, yg melukis gambar2 tsb adalah rekannya yg bekerja di resto yg sama tapi yg di Plaza Senayan.
Setelah puas lirak-lirik kiri kanan, maka datanglah teh hijau poci yg sangat panas. Sang pelayan menyarankan saya agar menunggu beberapa saat supaya tehnya `keluar'. Lalu saya coba membuka pocinya, ternyata isinya adalah daun teh hijau, jadi bukan teh hijau seduh dalam filter. Ketika saya tuang ke dalam cangkirnya, saya lihat air nya berwarna hijau muda dan airnya jernih tanpa ada endapan halus seperti teh hijau yg saya minum di Osara bbrp waktu lalu. Yg agak repot adalah bbrp daun dan batang teh ikut masuk ke cangkir, tetapi tidak mengurangi nikmatnya meminum teh di siang hari itu. (Rani, I'm sure you like this kind of tea.)
Tidak lama kemudian, papa dan mama saya datang dan kami langsung memesan satu piring green salad yg rencananya akan kami 'hajar' bertiga. Saya lalu memesan seafood claypot. Papa saya yg merupakan penggemar bebek langsung memesan roast duck beserta tomato juice, sedangkan mama saya yg tadinya mau memesan chicken claypot akhirnya juga kalap mendengar kata bebek dan langsung memesan duck claypot dan hot lemon juice.
Yg datang pertama adalah green salad. Isinya cukup simple, sayuran hijau, lettuce, wortel, jamur, dll yg disiram thousand island. Cukup nice lah sebagai pembuka makanan berikutnya.
Lalu datanglah `main course' kami. Saya terkejut dengan porsi claypot saya yg sangat berbeda sekali dengan porsi claypot yg mama saya pesan. Duck claypot yg mama saya pesan datang di dalam satu tempat yg berisi nasi putih, bebek yg berbumbu saus berwarna kecoklatan, setengah telor rebus dan sayuran hijau. Sedangkan seafood claypot yg saya pesan datang dengan satu claypot penuh berisi udang, cumi, jamur hitam, kepiting, etc plus kuah yg rasanya gurih dan satu mangkok nasi putih. Wah….rasanya banyakan porsi saya deh.
Sedangkan pesanan papa saya datang dengan satu piring yg berisi 4 potong roast duck berbumbu saos berwarna kecoklatan…persis seperti bebek pesanan mama saya, satu mangkok nasi dan satu mangkok kuah gurih.
Mama saya lalu memesan irisan cabe ijo disiram kecap manis sebagai tambahan bumbu bagi makanan nya. Saya pun ikut-ikutan mencoba sambal `dadakan' tersebut, dan memang seafood claypot saya jadi bertambah gurih ketika saya memercikkan sambal tersebut ke dalamnya.
Sebagai penutup, mama saya memesan puding warna putih susu rasa almond (waduh...aku lali e jeneng nge opo) yg enak banget rasanya, ok lah untuk menghilangkan mual di perut saya waktu itu.
Kata mama dan papa saya, masakan bebek di CB rasanya tidak mengecewakan, cukup gurih di lidah mereka, apalagi bagi mama saya yg memang jago masak (menurut saya lho). Sedangkan saya pada waktu itu tidak berhasil menghabiskan pesanan saya karena porsinya yg terlalu besar yg hampir membuat saya muntah. Yg kurang adalah juice nya, baik itu hot lemon juice maupun tomato juicenya, yg di mulut saya terasa hambar…kebanyakan air sih. Tapi overall, bagi kami, makanan di CB bisa dinilai 8,5 dari 10 point.
Lumayanlah…makan bertiga…dengan 4 macam porsi makanan dan 3 macam minuman…plus satu porsi dessert dan tax kiri kanan...kenyang dan puas lagi…saya hanya mengeluarkan about Rp. 300,000 ++
Yg pasti, saya menyesal tidak memesan duck-nya dan berencana akan melakukan `come-back' untuk menghajar makanan tersebut, terutama duck claypot-nya. Gurih banget lho rasanya.
Oh ya, resto ini pun terkenal dengan cake nya, terutama tiramisunya. Tapi pada waktu itu kami tidak memesan karena perut sudah tidak mau diajak kompromi lagi.
Salam makan,
Astrid
No comments:
Post a Comment