27 October 2022

Creative People And Working At Home

This is the right and proper description of Creative People:

- Creative people can come up with creative ideas at unexpected times
- Creative people always think all the time and at the most unexpected times
- The mind of a creative people never dies
- The best time to think for creative people is the time when they can relax and enjoy their life normally: When they wake up after a good night's sleep, when they eat delicious food, when they drink their favorite coffee, when they sit in their back yard, etc.
- Creative people always need their room and space to get the best ideas
- Creative people need their time to come up with the best ideas
- The working hours of creative people are unexpected
- Creative people can always be disciplined and work well and hard when given the freedom to manage their precious time

I am always happy to think about big and extraordinary things and think outside of the box. I always hope that the ideas I create can have a good impact on myself, the company I work for, and the best clients.

Thank you, Andy Greenaway, for the best mind that supports and strengthens me to work at home.

Working at home means that:
- The precious time can be managed
- The creative mind can always call at the most unexpected times
- The physic and mental can be healthier
- The heart feels happier
- The working time is also the vacation time
- There is the freedom to create a living life that keeps on turning
- The quality of life can grow as high as the quality of work
- The quality of life can upgrade the quality of work, and the quality of work can increase the quality of life

#creative #idea #time #mind #relax #enjoy #room #space #hour #discipline #work #freedom #precious #happy #big #extraordinary #outsidetheboxthinker #impact #company #client #support #strength #healthy #physical #mental #mentalhealth #heart 

Orang Kreatif Dan Bekerja Di Rumah

Ini adalah gambaran yang benar dan tepat tentang Orang Kreatif:

- Orang kreatif dapat memunculkan ide-ide kreatif di waktu yang tidak terduga
- Orang kreatif selalu berpikir sepanjang waktu dan pada saat yang paling tidak terduga
- Pikiran orang kreatif tidak pernah mati
- Waktu terbaik untuk berpikir bagi orang kreatif adalah saat dia dapat bersantai dan menikmati hidupnya secara normal: Ketika dia bangun setelah tidur nyenyak, ketika dia makan makanan lezat, ketika dia minum kopi favorit mereka, ketika dia duduk di pekarangan, dll.
- Orang kreatif selalu membutuhkan kamar dan ruang untuk mendapatkan ide-ide terbaik
- Orang kreatif membutuhkan waktu untuk menghasilkan ide-ide terbaik
- Jam kerja orang kreatif tidak terduga
- Orang kreatif selalu bisa disiplin dan bekerja dengan baik dan keras ketika diberi kebebasan untuk mengatur waktu berharganya

Saya selalu senang memikirkan hal-hal besar dan luar biasa dan berpikir di luar kotak. Saya selalu berharap bahwa ide-ide yang saya buat dapat berdampak baik pada diri saya sendiri, perusahaan tempat saya bekerja dan klien terbaik.

Terima kasih, Andy Greenaway, untuk pikiran terbaik yang mendukung dan menguatkan saya untuk bekerja di rumah.

Bekerja di rumah berarti:
- Waktu yang berharga dapat dikelola
- Pikiran kreatif selalu dapat memanggil pada saat yang paling tidak terduga
- Fisik dan mental bisa lebih sehat
- Hati terasa lebih bahagia
- Waktu kerja adalah waktu liburan juga
- Ada kebebasan untuk menciptakan kehidupan yang terus berputar
- Kualitas hidup dapat tumbuh setinggi kualitas pekerjaan
- Kualitas hidup dapat meningkatkan kualitas pekerjaan, dan kualitas pekerjaan dapat meningkatkan kualitas hidup

#creative #idea #time #mind #relax #enjoy #room #space #hour #discipline #work #freedom #precious #happy #big #extraordinary #outsidetheboxthinker #impact #company #client #support #strength #healthy #physical #mental #mentalhealth #heart 

18 October 2022

Gangguan Cemas, Gangguan Depresi Dan Skizofrenia

Ketika mengikuti Kursus Dukungan Psikologis Awal (DPA) oleh Deus Caritas Est (DCE) dan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), pengetahuan terbaik lainnya yang saya dapatkan adalah pengetahuan tentang:
- Gangguan Cemas
- Gangguan Depresi
- Skizofrenia

Pengetahuan ini diberikan oleh KSM Kesehatan Jiwa RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo / Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FKUI.

Catatan:
- Informasi mengenai Kursus DPA oleh DCE dan KAJ dapat dibaca di https://astridamalia.blogspot.com/2022/10/kursus-dukungan-psikologis-awal-oleh-dce-dan-kaj.html


Dibawah ini adalah informasi mengenai Gangguan Cemas, Gangguan Depresi, dan Skizofrenia.

***


Gangguan Cemas

Gangguan Cemas adalah kondisi munculnya rasa cemas atau khawatir yang berlebihan dan tidak terkendali terhadap berbagai hal dan kondisi hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hasil dari penelitian:
- Selama tiga dekade terakhir, Gangguan Cemas merupakan Gangguan Jiwa nomor dua yang menimbulkan beban terbesar setelah Gangguan Depresi
- WHO menyebutkan selama pandemi COVID-19 terjadi peningkatan kasus Gangguan Cemas hingga 25%
- Sebanyak 1 dari 30 penduduk Indonesia mengalami Gangguan Cemas
- Gangguan Cemas ditemukan lebih banyak pada wanita, kelompok usia dewasa muda, belum menikah dan tingkat sosial dan ekonomi rendah
- Hampir 70% orang dengan Gangguan Cemas pernah melakukan percobaan bunuh diri

Gangguan Cemas timbul akibat interaksi antara faktor resiko biologis, psikologis dan sosial.
- Biologis: Riwayat keluarga dengan gangguan cemas, penyakit fisik, penyalahgunaan zat
- Psikologis: Gangguan jiwa, kepribadian
- Sosial: Peristiwa traumatik

Bentuk dari Gangguan Cemas:
- Rasa cemas dan khawatir yang berlebihan, tidak rasional dan sulit dikendalikan
- Gelisah
- Gemetar
- Tidak dapat santai
- Berdebar
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Berkeringat dingin
- Mulut kering
- Panik
- Fobia
- Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
- Stres pasca trauma
- Stres akut

Pertanyaan ringan yang dapat mendeteksi Gangguan Cemas:
- Apakah merasa cemas, khawatir, atau was-was?
- Apakah sulit untuk merasa relaks?
- Apakah merasa sangat gelisah sehingga sulit untuk duduk diam?
- Apakah merasa takut seakan-akan sesuatu yang buruk akan terjadi?
- Apakah menjadi mudah tersinggung atau mudah marah?
- Apakah mampu menghentikan atau mengendalikan rasa cemas?

Gangguan Cemas dapat menyebabkan terganggunya fungsi sehari-hari:
- Terganggunya interaksi sosial karena timbulnya sikap menghindar
- Kesulitan dalam mengendalikan cemas, munculnya pikiran untuk menyakiti diri hingga mengakhiri hidup, dan lainnya
- Gangguan dalam melakukan pekerjaan karena sulit berkonsentrasi

***


Gangguan Depresi
 
Gangguan Depresi adalah gangguan suasana perasaan (mood), ditandai dengan penurunan mood yang menyebabkan penurunan fungsi sehari-hari. Sering juga diartikan sebagai kondisi merasa:
- Sedih
- Tidak berdaya
- Tidak berharga
- Hampa
- Pesimis
- Lelah yang berkepanjangan

Hasil dari penelitian:
- Gangguan Depresi merupakan Gangguan Jiwa yang paling sering ditemui
- Selama pandemi COVID-19, terjadi peningkatan kasus Gangguan Depresi hingga 27,5%
- Kasus Gangguan Depresi disertai dengan resiko bunuh diri ditemukan meningkat hingga 50%
- 706.689 penduduk Indonesia mengalami Gangguan Depresi
- Survei rutin oleh pemerintah Indonesia (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan angka kejadian Gangguan Depresi meningkat seiring bertambahnya usia
- Gangguan Depresi ditemukan lebih banyak pada kelompok yang memiliki anggota keluarga dengan Gangguan Jiwa apapun, pernah mengalami Gangguan Jiwa sebelumnya, menderita penyakit kronis dan memiliki masalah / tekanan hidup (sosio-ekonomi rendah, kedukaan, masalah keluarga, dan lainnya)

Gangguan Depresi terjadi akibat adanya persinggungan antara berbagai kondisi biologis, psikologis, dan sosial yang memengaruhi cara otak seseorang bekerja sehingga memengaruhi cara pandang seseorang terhadap dunianya.
- Biologis: Genetik, penyakit fisik
- Psikologis: Kepribadian, mekanisme, trauma
- Sosial: Tekanan hidup, kondisi sosio-ekonomi, budaya

Bentuk dari Gangguan Depresi:
- Merasa murung / sedih terus menerus
- Hilang minat / rasa senang terhadap hal yang dulu diminati
- Kurang tenaga / lelah sepanjang waktu

Seseorang mungkin mengalami Gangguan Depresi jika dalam 2 minggu terakhir mengalami:
- Perubahan cara pandang mengenai masa depan
- Perubahan selera makan dan pola tidur (berkurang atau menjadi lebih banyak)
- Pikiran yang cenderung negatif terhadap diri sendiri dan sekitar
- Adanya pikiran maupun perilaku yang beresiko membahayakan diri sendiri

Dampak dari Gangguan Depresi yang paling sering terjadi adalah terganggunya fungsi sehari-hari:
- Berkurangnya interaksi sosial
- Kesulitan dalam konsentrasi dan pengambilan putusan
- Memperberat penyakit fisik yang dialami, karena dapat memengaruhi proses di dalam tubuh, menurunkan kepatuhan minum obat, mengubah pola makan, dan aktivitas fisik
- Kesulitan dalam mengolah emosi, munculnya pikiran untuk menyakiti diri hingga mengakhiri 
hidup

***


Skizofrenia

Skizofrenia merupakan salah satu jenis Gangguan Jiwa berat yang menyebabkan orang yang mengalaminya memiliki kesulitan dalam menilai realita (tidak mampu membedakan mana yang nyata dan yang tidak nyata). Hal tersebut terjadi karena orang dengan Skizofrenia mempunyai masalah dalam menerima dan mengolah informasi, sehingga kenyataan yang dilihat berbeda dari orang sekitarnya.

Hasil dari penelitian:
- 350.000 penduduk Indonesia mengalami Skizofrenia
- Resiko Skizofrenia lebih tinggi pada kelompok dengan tingkat sosio-ekonomi rendah dan dengan
anggota keluarga mengalami Skizofrenia

Skizofrenia timbul akibat interaksi antara faktor resiko biologis, psikologis maupun sosial.
- Biologis: Genetik, riwayat keluarga, gangguan / penyakit pada otak
- Psikologis: Peristiwa traumatik
- Sosial: Tekanan hidup → pekerjaan; keuangan; sekolah; masalah keluarga, dan lainnya

Gejala Skizofrenia dibagi menjadi 2 kategori yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif merupakan gambaran perilaku yang tidak dijumpai pada populasi umum. Gejala negatif mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki.

Gejala Positif:
- Halusinasi: Rangsangan panca indera tanpa adanya rangsangan sumber (Contoh: mendengar suara orang yang mengomentari tanpa ada sumber suara)
- Delusi: Keyakinan yang tidak berdasar, tidak rasional, dan tidak mudah untuk digoyahkan (Contoh: meyakini semua orang akan mencelakai dirinya, meyakini dirinya titisan Tuhan, dan lainnya)

Gejala Negatif:
- Penarikan diri dari lingkungan sosial: Diam, menarik diri, sedikit bicara, tidak mau melakukan apapun

Selain gejala positif dan gejala negatif, Skizofrenia juga disertai dengan gejala afektif (perasaan), kognitif (kemampuan berpikir) dan agresif (perilaku yang tidak terkontrol).
- Gejala afektif → Ansietas, depresi, resiko bunuh diri
- Gejala kognitif → Gangguan fungsi eksekutif, atensi yang buruk
- Gejala agresif → Kekerasan fisik maupun verbal

Seseorang dinyatakan mengalami Skizofrenia berdasarkan pemeriksaan oleh profesional di bidang kesehatan yang mendapati adanya:
- Gangguan pada pikiran berupa proses pikir yang tidak runut, isi pikir yang tidak biasa, dan keyakinan yang salah serta tidak sesuai dengan situasi kehidupan senyatanya
- Gangguan pada persepsi yang melibatkan panca indera, termasuk mendengar, melihat, meraba, membaui, serta merasakan sesuatu yang tidak ada asal rangsangannya
- Gangguan pada perilaku yang tampak tidak biasa, dapat berupa gaduh gelisah atau mematung
- Gangguan pada perasaan seperti menumpulnya respons emosional

Gangguan tersebut dirasakan untuk waktu yang lama dan terus menerus, setidaknya selama 1 bulan. Gangguan itu disertai dengan kesulitan untuk melakukan aktivitas harian sehingga tidak dapat mengurus diri sendiri, beraktivitas yang produktif, maupun menjalin hubungan bermakna dengan orang lain.

Dampak Skizofrenia: Orang dengan Skizofrenia akan menghadapi berbagai macam kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kesulitan mengontrol emosi dan menilai realita (fungsi psikologis) dapat menimbulkan perilaku kekerasan hingga keinginan untuk menyakiti diri atau mengakhiri hidup. Di samping itu, gejala negatif seperti kehilangan minat, tidak nyaman bersosialisasi, kesulitan dalam perawatan diri, kesulitan berkomunikasi juga menyebabkan hilangnya kehidupan sosial maupun pekerjaan dan pendidikan.

***


Cara Untuk Mendapatkan Bantuan Bila Gangguan Cemas, Gangguan Depresi, Dan Skizofrenia Terjadi

Jika ada orang yang merasakan cemas dan depresi, dan terkena Skizofrenia yang tidak dapat dikelola secara mandiri atau dengan bantuan sekeliling, maka orang tersebut disarankan untuk:
- Melakukan konsultasi dengan tenaga profesional kesehatan (dokter umum, psikolog, psikiater, dan lainnya) yang dipercayai dan dapat diakses untuk membantu memberikan diagnosis dan bantuan sesuai dengan kondisi dan tingkat atau derajat keparahan dari gangguan yang terjadi
- Mengikuti konseling, psikoedukasi, psikoterapi, terapi kognitif perilaku, terapi mindfulness, dan jenis lainnya
- Datang ke fasilitas kesehatan terdekat (Puskesmas dan Rumah Sakit) dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional
- Catatan: Skizofrenia harus segera ditangani oleh profesional agar dapat membantu dalam perbaikan gejala, memperpendek masa sakit, mencegah relapse, dan mencapai pemulihan fungsi

***


Pertolongan Pertama Pada Skizofrenia

- Identifikasi diri, tujuan, dan tindakan
- Tanyakan keinginannya
- Bersikap netral dan menunjukkan postur non defensif (tangan terlihat dalam keadaan terbuka)
- Minimalkan penggunaan bahasa tubuh yang berlebihan
- Tatap matanya namun jangan memaksakan kontak mata
- Atur nada yang menampakkan empati
- Lakukan dengan cepat, sederhana, dan ulangi bila perlu
- Siapkan diri dan waktu untuk lebih banyak menjadi pendengar

***


Pertolongan Pertama Pada Kasus Resiko Bunuh Diri

Bila terjadi masalah kegawatdaruratan, seperti ada dorongan untuk melukai diri atau mengakhiri hidup (resiko bunuh diri) dan gaduh gelisah, hal yang bisa dilakukan oleh orang yang menolong adalah:

Tahap Awal

- Mulai dengan bertanya “Apakah Anda baik-baik saja?”
- Jika dijawab dengan “Tidak” atau “Ya” namun Anda mencurigai dia tidak baik-baik 
saja, lanjutkan dengan pertanyaan:
- Apakah ada rencana mengakhiri hidup?
- Bagaimana dia ingin mengakhiri hidup?
- Apakah sudah melakukan sesuatu untuk mengakhiri hidup?
- Apakah punya riwayat melakukan upaya mengakhiri hidup?

Anda harus mendengarkan tanpa menghakimi dan menawarkan dukungan dengan menanyakan:
- Apa yang bisa dibantu?
- Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi bebanmu?
- Apakah ada rencana menemui tenaga kesehatan profesional?

Anda juga dapat mengajarkan cara-cara untuk mengalihkan / mengubah pikiran mengakhiri hidup, salah satunya dengan teknik “jika…maka…”: Jika saya stres maka saya akan berolahraga, akan menelepon teman saya, dan lainnya.

Tahap Selanjutnya

- Cek berkala untuk memantau kondisi dan memastikan teknik yang diajarkan sudah dilakukan
- Bila kondisi sekiranya sudah lebih tenang dan memungkinkan, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan bantuan profesional

***


Terima Kasih

Untuk semua pengetahuan yang baik ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:
- Deus Caritas Est (DCE)
- Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)
- KSM Kesehatan Jiwa RSCM-FKUI
- Dr. dr. Hervita Diatri, Sp.KJ(K)
- dr. Gina Anindyajati, Sp.KJ
- dr. Irinne Karina Putri

***


Informasi

Bagi para umat Katolik yang membutuhkan bantuan, pertolongan, dukungan dan Dukungan Psikologis Awal (DPA), silahkan menghubungi:
- Helpdesk DCE: +62-821-2310-3010
- Email: SekretariatDCE@satu.kaj.or.id
- Instagram: @ deuscaritasest_kaj

Semoga Program DCE oleh KAJ dapat dilakukan dengan baik. Semoga semua orang yang membutuhkan pertolongan dapat dibantu dan didukung. Dalam Nama Yesus Kristus. Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati.



#Gangguan #Cemas #Depresi #Skizofrenia #Ilmu #Kedokteran #Indonesia #biologis #sosial #mood #konsultasi #konseling #psikoedukasi #psikoterapi #terapi #mindfulness #Kursus #Psikologis #Psikolog #psikiater #Krisis #Bencana #Kekerasan #bully #Kecelakaan #konflik #Support #meditasi #berdoa #Gereja #stres #trauma #Traumatic #Stress #Disorder #PTSD #mental #Program #Deus #Caritas #Est #DeusCaritasEst #DCE #Tuhan #Yesus #Kristus #Kasih #Keuskupan #Agung #Jakarta #KeuskupanAgungJakarta #Sosial #Kemanusiaan #KAJ #Mengasihi #Peduli #Katolik #kepedulian #pelayanan #bekerjasama #Sahabat #Jiwa #informasi #Keluarga #Webinar #Kesehatan #Jasmani #Rohani #Layanan #YesusKristus 

08 October 2022

Kursus Dukungan Psikologis Awal Oleh Deus Caritas Est Dan Keuskupan Agung Jakarta

Saya merasa senang sekali telah diberi kesempatan untuk mengikuti Kursus Dukungan Psikologis Awal (DPA) yang diajarkan oleh seorang Psikolog bernama Anna Surti Ariani. Kursus ini diselenggarakan oleh Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) melalui Program Deus Caritas Est (DCE).



Tentang Krisis

Menurut Bard & Ellison dalam Yeager & Roberts pada tahun 2015, krisis terjadi ketika seseorang bereaksi terhadap peristiwa yang dinilai sangat menekan dan mengganggu dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kestabilan individu dan menurunkan kemampuan untuk mengatasi masalah.

Biasanya krisis disebabkan oleh:
- Bencana
- Kekerasan atau bullying
- Kecelakaan
- Terorisme
- Meninggalnya orang tercinta
- Putus cinta, cerai, konflik besar


Akibat Dari Krisis

Pada anak-anak, ketika krisis terjadi, maka mereka akan:
- Rewel atau mudah menangis
- Regresi (mundur ke perilaku di usia sebelumnya)
- Merasa sakit
- Takut terhadap hal yang baru
- Membangkang
- Kesulitan untuk belajar di sekolah

Pada orang dewasa, ketika krisis terjadi, maka mereka akan:
- Kesulitan untuk menjalankan rutinitas sehari-hari (bangun, makan, bekerja, membersihkan, dan lainnya)
- Merasa bahwa suasana hatinya berubah atau memburuk (gelisah, marah, ingin berbuat kasar)
- Merasa tak berdaya
- Terkejut atau shock
- Berencana untuk bunuh diri
- Melukai diri sendiri
- Menjauhkan diri dari orang lain


Tentang DPA

DPA adalah Dukungan atau Pertolongan Psikologis Pertama yang diberikan secara optimal setelah suatu kondisi krisis atau bencana terjadi.

Menurut International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies Reference Centre for Psychosocial Support pada tahun 2020, DPA adalah serangkaian keterampilan dan pengetahuan yang digunakan untuk membantu orang yang berada dalam keadaan stress, sehingga orang tersebut mampu untuk menjadi lebih tenang dan merasa didukung dengan lebih baik untuk menghadapi permasalahan atau tantangan yang dihadapinya.

Catatan dari saya: DPA dapat dilakukan oleh siapa pun, namun orang tersebut tetap harus mendapatkan pelatihan agar dapat memberikan DPA yang tepat.

Beberapa hal yang disebut sebagai DPA:
- Memberikan perawatan dan dukungan praktis yang tidak mengganggu
- Membantu orang mengakses kebutuhan dasar (makanan, air)
- Menghibur dan menenangkan
- Menghubungkan ke informasi, layanan, dukungan sosial
- Melindungi dari bahaya lanjutan

Beberapa hal yang bukan DPA:
- Konseling profesional
- Sesuatu yang hanya bisa diberikan profesional
- Intervensi klinis atau psikiatri
- Pembekalan psikologis
- Meminta penyintas menganalisis apa yang terjadi
- Memaksa penyintas bercerita dengan detil tentang apa yang terjadi


Teknik untuk melakukan DPA

Tahap Pertama:
- Memeriksa keamanan lingkungan sekitarnya
- Memperkenalkan diri
- Duduk dan berdiri sama tinggi
- Meminta ijin terlebih dahulu untuk memberikan dukungan

Tahap Kedua:
- Memeriksa kondisi (apakah gawat darurat, apakah membutuhkan bantuan)
- Memeriksa reaksi
- Memberikan kebutuhan dasar (makanan, minuman, selimut, boneka, mainan dan lainnya)
- Mendengarkan tanpa menginterupsi
- Memberikan perhatian yang utuh
- Menunjukkan kepedulian dan rasa hormat
- Memberi dukungan dan kekuatan
- Memberi kenyamanan
- Memberi informasi yang dibutuhkan

Tahap Ketiga:
- Membangun harapan dari hal yang paling sederhana
- Mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai kenyamanan
- Mendiskusikan tentang apa yang Tuhan Yesus Kristus rencanakan setelah kejadian ini
- Mengajak untuk berdoa bersama (Rosario) dan menawarkan Salib untuk dipegang
- Mengajak untuk melakukan meditasi (Catatan dari saya: Meditasi juga dapat dilakukan dengan berdoa bersama atau berdoa Rosario)
- Mengajak untuk bernapas dengan benar untuk menenangkan diri
- Membangun hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan kerabat
- Mengusahakan agar mereka tetap dapat melakukan kegiatan sehari-hari
- Menawarkan akses ke pelayanan yang dibutuhkan (RS, puskesmas, Profesional, PMI, Gereja dan lainnya)

Beberapa hal yang harus dilakukan agar DPA dapat diberikan dengan aman:
- Memindahkan benda berbahaya yang ada di sekitarnya
- Memastikan bahwa lingkungannya aman
- Memastikan adanya pengawasan yang baik
- Menghindari hoaks


Tindakan Yang Harus Dilakukan Oleh Pihak Yang Memberikan DPA

Pihak yang memberikan DPA juga harus mengetahui tentang berbagai hal pribadi yang harus dilakukan untuk mengetahui dan waspada terhadap kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Hal ini dilakukan agar mereka sendiri tidak terkena kelelahan, stres dan trauma juga.

Pihak yang memberikan DPA harus menyadari bahwa mereka dapat juga mengalami:
- Trauma sebagai efek dari tindakannya untuk menolong penyintas
- Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), yaitu kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan — baik mengalaminya atau menyaksikannya, dan juga sebagai akibat dari trauma yang tidak ditangani
- Kelelahan fisik dan psikologis yang terjadi karena membantu penyintas dalam waktu yang terlalu panjang dan lama

Oleh sebab itu, pihak yang memberi DPA harus melakukan tindakan awal dan akhir sebagai berikut.

Tindakan awal sebelum memberi DPA:
- Cari informasi tentang kondisi dan penyintas
- Menyiapkan diri dan kesehatan fisik dan mental
- Menyiapkan peralatan dan obat pribadi
- Bila perlu, menyiapkan alat yang dibutuhkan dan perlu dibawa
- Memeriksa apakah penanganan penyintas dapat dilakukan sendiri atau berkelompok
- Memeriksa apakah ada pihak lain yang terlibat dan bagaimana melakukan kerjasamanya
- Memeriksa apakah ada persyaratan administrasi yang dibutuhkan

Tindakan akhir setelah memberi DPA:
- Mendapatkan dan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat
- Mendapatkan dan melindungi kesehatan fisik dan mentalnya
- Melakukan evaluasi bersama pihak lain tentang DPA yang telah dilakukan dan kondisi penyintas


Informasi

Bagi para umat Katolik yang membutuhkan bantuan, pertolongan, dukungan dan DPA, silahkan menghubungi:
- Helpdesk DCE: +62-821-2310-3010
- Email: SekretariatDCE@satu.kaj.or.id

Semoga Program DCE oleh KAJ dapat dilakukan dengan baik. Semoga semua orang yang membutuhkan pertolongan dapat dibantu dan didukung. Dalam Nama Yesus Kristus. Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati.

* Mengapa saya membagikan informasi tentang kursus ini? Karena saya suka membagi berbagai hal baik seperti yang selalu dilakukan oleh Santo Gabriel.
* Mengapa saya menulis ini tentang kursus ini? Untuk mengingat banyak hal, saya perlu menulisnya.





#Kursus #Psikologis #Psikolog #Krisis #Bencana #Kekerasan #bully #Kecelakaan #Terorisme #konflik #RedCross #Psychosocial #Support #Rosario #Salib #meditasi #berdoa #Gereja #stres #trauma #Traumatic #Stress #Disorder #PTSD #mental #Program #Deus #Caritas #Est #DeusCaritasEst #DCE #Tuhan #Yesus #Kristus #Kasih #Keuskupan #Agung #Jakarta #KeuskupanAgungJakarta #Sosial #Kemanusiaan #KAJ #Mengasihi #Peduli #Katolik #kepedulian #pelayanan #bekerjasama #Sahabat #Jiwa #informasi #Keluarga #Webinar #Kesehatan #Jasmani #Rohani #Layanan #YesusKristus 

01 October 2022

Deus Caritas Est oleh Keuskupan Agung Jakarta

Beberapa hari yang lalu, saya diperkenalkan kepada Program “Deus Caritas Est” (DCE) atau Program “Tuhan Yesus Kristus adalah Kasih” oleh Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Program ini adalah Program Sosial dan Kemanusiaan yang dilakukan oleh KAJ yang memiliki misi untuk:
- Mengasihi
- Peduli
- Bersaksi

KAJ juga percaya bahwa: “Semua orang dan semua komunitas adalah pihak yang saling memiliki dan saling membutuhkan”.

Melalui ARDAS KAJ 2022 – 2026, KAJ mengarahkan umat Katolik untuk melakukan “Penghormatan kepada Martabat Manusia” yang berlandaskan pada “Spiritualitas Ekaristi”:

- Mengandalkan Yesus Kristus sebagai sumber dari kepedulian
- Bersemangat menjadi “Gembala Baik dan Murah Hati” di setiap karya dan pelayanan
- Memperhatikan, merangkul, dan melindungi semua manusia, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tertindas dan difabel
- Memberikan kasih dan dirinya yang utuh sampai selesai
- Selalu peduli dan cinta kepada Tanah Air Indonesia
- Bergerak dan berkegiatan aktif di dalam kehidupan sehari-hari
- Memberi kedamaian, kelembutan dan kesegaran
- Selalu bekerjasama (yang dilakukan oleh Generasi Muda dan Generasi Lanjut)
- Melakukan tindakan untuk memulihkan pada setiap pelayanan
- Menjadi air yang menyegarkan bagi orang lain




Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh KAJ melalui Program DCE adalah “Sahabat Jiwa” yang “Memanusiakan Manusia”. Hal ini dilakukan dengan cara “Bangkit Bersama”:

- Melayani dan peduli kepada semua orang secara merata dan berkelanjutan
- Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan dan pelayanan secara mandiri
- Menjangkau area yang lebih luas
- Aktif berjejaring

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh KAJ melalui Program DCE adalah:

- Memberikan bimbingan dan informasi mengenai gizi, stres dan kebiasaan baru: Sudah disediakan melalui Kegiatan “Jiwa Berdaya” yang memberikan Modul Cara Mengatasi Stres
- Menyediakan Konsuler Psikolog / Psikiater bagi umat yang menbutuhkan: Sudah disediakan melalui Kegiatan “Ruang Sahabat” dengan memberikan Program / Tim Konseling Keluarga, Program Call-A-Priest dan Program Pendampingan Kasus KDRT
- Membuat Seminar dan Webinar tentang Kesehatan Jasmani dan Rohani: Sudah sering dilakukan melalui Kegiatan “Jiwa Berdaya” yang membahas topik tentang Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mental, Gangguan Jiwa, Sumber Kesehatan, Bipolar, Skizofrenian, bunuh diri, jomblo dan lainnya
- Memberikan Layanan Kesehatan Jiwa di DCE, Dekenat dan Paroki
- Memberikan Ruang Konseling DCE (Luring dan Daring)
- Memberikan Layanan Pasca Rawat di Rumah Antara

Bagi para umat Katolik yang membutuhkan bantuan, pertolongan dan dukungan, silahkan menghubungi:
- Helpdesk DCE: +62-821-2310-3010
- Email: SekretariatDCE@satu.kaj.or.id

Semoga Program DCE oleh KAJ dapat dilakukan dengan baik. Semoga semua orang yang membutuhkan pertolongan dapat dibantu dan didukung. Dalam Nama Yesus Kristus. Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati.





#Program #Deus #Caritas #Est #DeusCaritasEst #DCE #Tuhan #Yesus #Kristus #Kasih #Keuskupan #Agung #Jakarta #KeuskupanAgungJakarta #Sosial #Kemanusiaan #KAJ #misi #Mengasihi #Peduli #Bersaksi #komunitas #ARDAS #Katolik #Penghormatan #Martabat #Manusia #Spiritualitas #Ekaristi #kepedulian #Gembala #Hati #karya #pelayanan #cinta #Indonesia #kedamaian #kelembutan #kesegaran #bekerjasama #Generasi #Muda #Sahabat #Jiwa #Memanusiakan #Bangkit #mandiri #jejaring #bimbingan #informasi #gizi #Kegiatan #Modul #Stres #Konsuler #Psikolog #Psikiater #Konseling #Keluarga #Call #Priest #Seminar #Webinar #Kesehatan #Jasmani #Rohani #Mental #Gangguan #Bipolar #Skizofrenian #Layanan #Dekenat #Paroki #Luring #Daring #YesusKristus