Akhirnya, keinginan untuk ber-arung jeram tercapai juga nih beberapa waktu lalu. Sudah ditetapkan bahwa rombongan memakai jasa:
Arus Liar “Citarik One Stop Adventure”
Cikidang
Sukabumi
Jawa Barat
Website: www.arusliar.co.id
Hari Pertama
Kita berangkat dari Jakarta abis makan siang. Rute-rute yang kami lalui adalah tol Jagorawi, tol Ciawi, ambil jalan ke sukabumi. Nanti ngelewatin Aryaduta Lido dan pabrik Aqua di Cicurug, Pasar Parung Kuda, pom bensin Parung Kuda, Resto Bambu Kuring, trus nyampe deh di Citarik One Stop Adventure.
Total perjalanan sih 3 jam an. Asli, lamanya tuh di Pasar Parung Kuda. Buset dah, macet nya itu yang gak nahanin, jalan nya cuma sesenti-sesenti. Yang namanya pasar mah dimana-mana pake macet yeee.
Abis markirin bus, rombongan ternyata disiksa dulu. Untuk mencapai "Pondok Nusa" tempat rombongan menginap, kita harus berjalan menyusuri pinggir sungai yang terjal itu. Keywordnya gak jauh dari nanjak, turun, terpeleset, dll. Duh, piknik kok pake susah ye. Udah gitu, di depan tempat penginapan, penyiksaan belum berakhir, karena ada jembatan goyang. Iya, ini jembatan diatas sungai yang terbuat dari jalinan tali dan papan. Jadi, kita mesti jalan pas ditengah, kalo jalannya di kiri atau di kanan pasti jembatannya langsung miring. Apalagi kalo jalannya goyang-goyang, yang belakang pasti bisa ikut merasakan goyangannya dan pasti pada teriak-teriak ketakutan. Uji nyali betoel nih!!!
Jadi, kalo dipikir-pikir, Pondok Nusa ini adanya di pulau di tengah-tengah sungai…hii....terpencil gitu ya, serem ah!!
Ketika kita sampai di areal "Pondok Nusa", rombongan ngumpul dulu di tengah lapangan untuk di kasi pengarahan siapa tidur sama siapa (dee...kayak mau maen pilem b****p aje ye...hehehehehehe). Rupanya kami semua tidur di gubuk modern. Kok? Lah iya, luarnya gubuk bambu tinggi diatas tanah, pake manjat tangga segala, tapi dalemnya tetep pake kasur tipis, bantal en selimut.
Menjelang sore, baru ketahuan kalo tempat ini gak ada listriknya. Penerangannya cuma pake lampu teplok. Uh, serem lagi nih.
Waktu mau mau mandi, pas ke kamar mandinya yang terbuat dari gubuk itu, di dalem yang ada cuma kendi gede berisi air dan ciduk yang terbuat dari tempurung kelapa. Buset dah, jadoel betoel nih. Mana agak gelap lagi, cuma ditemenin sama lampu teplok. Duhh....takut!!!!
Abis mandi, kita mulai dengan permainan bawa air di gelas. Caranya, empat orang ngegendong satu orang yang lagi bawa segelas air yang gak boleh tumpah dari satu tempat ke tempat yang lain. Yang airnya terbanyak itu yang menang. Pelajaran yang diambil di sini adalah koordinasi tim dalam menentukan siapa yang gendong dan digendong dan trik cara ngebawa gelas berisi air itu. Tim gue menang, gue bawa airnya pake cara nutup bagian atas gelas pake telapak tangan.
Permainan kedua adalah kita disuruh bikin menara paling tinggi yang bisa bebas berdiri dari bahan kertas, klip, tali, dan sedotan. Pelajaran dari permainan ini adalah di dalam setiap kasus, harus dicari kata kunci dari permasalahannya, baru di kerjakan bareng-bareng. Tim gue sekali lagi dianggep paling OK, walaupun tidak menang, karena ngebangun fondasi yang kuat sebelum membangun menara kertas yang tinggi yang bebas berdiri. Lho kok fondasi yang kuat? Lha, khan judul free standing tallest tower, ya mesti ada fondasi yang kuat dong.
Abis itu kita lanjut ke acara dinner. Masakannya dibikin oleh para petugas dapur dari Pondok Nusa ini. Lauknya terdiri dari 2 ikan bakar plus kecap cabe nya (ikannya gede-gede dan endang bambang deh), cumi goreng tepung plus saus sambelnya, nasi (gak gue makan...lagi diet!!!), ayam goreng, tumis kangkung (alamak….yang ini sedap betoel!!!), dan buah semangka.
Setelah makan malam, kami masih main-main lagi dengan membangun jembatan terpanjang dan bisa bebas berdiri. Bahan-bahannya ya tetep pake bahan yang sebelumnya di pake. Bener-bener deh, malam itu kami semua kayak mandor dan buruh bangunan. Kerjaan ngebangun melulu.
Permainan terakhir malam itu adalah mencari pistol air yang disembunyikan di salah satu pohon di Pondok Nusa ini. Karena semua gagal menemukan pistol airnya, maka sebagai hukum semua peserta tidak boleh nolak untul ditembak dengan pistol air. Yah, seperti biasa, semua pada lari dan yang perempuan, termasuk saya, berteriak-teriak histeris gak karuan. Yah, takut air nih yeee......
Ketika permainan selesai, kami mulai menghabiskan malam dengan nyanyi-nyanyi. Sambil bernyanyi-nyanyi, kami pun di suguhi snack tengah malam yang dibuat oleh para ibu, mbak dan mas yang bekerja di Pondok Nusa ini. Snacknya ini sangat merusak diet saya. Lho? Gimana gak rusak, kalo menu snacknya itu Kambing Guling bumbu kacang, Pisang Goreng, Bakwan, Bandrek pake jahe item (spesial nih), Lontong, dan Jagung Bakar. Wuah....kenyang oii.... Apalagi kambingnya memang di bakar dan di guling-guling di depan kita karena ada api unggun di tengah-tengah lapangan. Duh.....benar-benar asik nih.
Pada saat yang sama pun kami mencoba beberapa wine dan Arak Bali yang di beli di salah satu supermarket Jepang di Jakarta. Auww....araknya rasanya pahit dan keras sekali...sehingga saya harus menjinakkan rasanya dengan campuran Sprite, Lemon dan es batu. Nah, baru deh minuman nya "drinkable" di mulut saya.
Saya pun akhirnya ngantuk, ngantuknya karena waktunya memang sudah larut dan mungkin juga karena terlalu banyak icip-icip wine dan arak. Icip-icip kok sampe bergelas-gelas ya....heheheheheee......
Karena mata saya sudah redup-redup kayak lampu 2 watt, maka saya pun tertidur di sebidang tempat yang terdapat di depan pintu gubuk. Yah, tidur di luar gubuk dong. Tapi saya menikmati betul tidur hampir di bawah langit ini. Ternyata udara malam di Citarik ini sangat bersahabat sekali dengan kulit saya, tidak terlalu panas dan terlalu dingin, sedeng aja. Kuping saya pun ditemani oleh suara air sungai yang bergemiricik dan suara jangkrik yang saling bersaut-sautan. Paduan suara alam yang satu ini ternyata lebih indah dari musik klasik pengantar tidur. Hmmm....pantas saja saya terlelap tidur sampe keesokan hari nya.
Hari Kedua
Kami memulai hari ini dengan sarapan Nasi Goreng, Ayam Goreng, Daging Kambing masak kecap (ini mah sisa daging kambing semalemnya yg dimodifikasi pake kecap...enak juga euuyyy), Karedok, Tahu, Tempe, Ikan Asin, Nasi, Semangka (duhh....lagi-lagi semangka).......
Setelah sarapan, maka di mulailah petualangan yang sebenarnya. Rafting!!!!
Dari Pondok Nusa ini, kami harus berjalan sebentar untuk keluar dari areal pondok dan pergi ke meeting point nya Arus Liar untuk mengambil peralatan untuk arung jeram, seperti helm, pelampung dan dayung. Setelah mengambil peralatan, kami diantar ke titik sungai tempat dimulainya arung jeram ini dengan mengendarai truk. Ya ampun, jauh-jauh dari Jakarta kok dikasinya truk sih...... Perjalanan ke titik sungai ini agak-agak menyeramkan, agak-agak kena ranting dan dahan serta jalannya itu lho yang agak curam. Tapi kelihatannya supir truk nya udah pengalaman tuh. Supirnya tuh tenang aja agak ngebut di jalanan yang terjal itu. Hiii.....
Ketika sampai di titik sungainya, waktu sudah menunjukkan jam 9 pagi. Kami mulai diatur oleh instruktur untuk masuk ke perahu karetnya. Pada waktu itu, setiap perahu berisi 3 sampe 4 orang. Setelah perahu terisi, maka mulailah kami menyusuri sungai Citarik ini. Asik banget lho, karena pada saat itu, tinggi air tidak terlalu tinggi dan arusnya normal, sehingga kemungkinan kena batu dan nyungsep itu pasti banyak. Wah...asoy geboy dong....
Singkat kata, dalam perjalanan menyusuri sungai Citarik sejauh 8 km selama 2 jam ini, saya banyak menemukan Biawak yang berjemur dengan tenangnya diatas batu selagi kita dimain-mainkan oleh arus liar yang nakal itu. Dasar biawak...enak aje lo ye bejemur pas kita lagi nyungsep di batu.....
Selama 2 jam ini, para instruktur akan mengarahkan harus bagaimana kah kita dalam melalui arus sungai yang tidak dapat di prediksi ini, baik mendayung ke depan dan ke belakang, bergeser posisi duduk, atau malah ber "goyang dombret" bila perahu karetnya udah nyungsep di batu....heheheheee.....
Lebih seru lagi kalo perahu kita ketemu dengan perahu teman kita yang lain. Sudah bisa dipastikan terjadi sebuah perang air...saling ciprat-cipratan...pake dayung dan tangan....
Seru banget deh.....
Selama perjalanan 2 jam ini pula, para instruktur akan memberitahu beberapa titik jeram di lalui dan sejarahnya. Beberapa yang saya masih ingat adalah:
- Jeram Yanto: salah satu instruktur bernama Yanto pernah jatuh di batu ini, tetapi dia selamat.
- Jeram TVRI: salah satu perahu yang dinaiki oleh kru TVRI pernah nyungsep semaleman di batu ini karena saking derasnya arus pada saat itu. Tapi kru nya dapat diselamatkan.
- Jeram Golden Gate: karena ada 2 batu kembar di sini yang membentuk seperti the Golden Gate.
- Jeram Zig-Zag: setiap perahu yang melewati daerah ini pasti akan bergerak secara zig-zag. Ternyata bener lho, perahu yang saya tumpangi pun melesat secara zig-zag, bahkan sempet nyungsep...heheheheheee....
- Jeram Jumping Jack Flash: setiap perahu yang melewati batu disini pasti akan melesat dan loncat. Seru deh!!
- Jeram Bali: salah satu instruktur dari Bali pernah jatuh disini, tapi selamat.
- Dll, termasuk jeram Walk A Way, Ranting dan Duren. Maaf, saya lupa apaan aja sejarah dari 3 jeram ini.
Akhirnya 2 jam pun telah berlalu dan selesai pula lah arung jeramnya. Ternyata petualangan belum berakhir. Teman saya se-perahu rupanya sedang "naik" nafsu iseng-nya. Dia yang sudah expert untuk kegiatan arung jeram ini rupanya main mata sama instruktur untuk ngerjain saya dengan cara membalikkan perahunya. Yah....udah kecebur, tertimpa perahu pula. Perih-bahasa sekali ya.....
Setelah mengembalikan peralatan ber-arung jeram dan makan siang sejenak, maka kami pun pulang ke Jakarta.
Duh, kapan lagi ya main-main sama arus liar yang nakal itu???
Salam nyungsep,
Astrid
Arus Liar “Citarik One Stop Adventure”
Cikidang
Sukabumi
Jawa Barat
Website: www.arusliar.co.id
Hari Pertama
Kita berangkat dari Jakarta abis makan siang. Rute-rute yang kami lalui adalah tol Jagorawi, tol Ciawi, ambil jalan ke sukabumi. Nanti ngelewatin Aryaduta Lido dan pabrik Aqua di Cicurug, Pasar Parung Kuda, pom bensin Parung Kuda, Resto Bambu Kuring, trus nyampe deh di Citarik One Stop Adventure.
Total perjalanan sih 3 jam an. Asli, lamanya tuh di Pasar Parung Kuda. Buset dah, macet nya itu yang gak nahanin, jalan nya cuma sesenti-sesenti. Yang namanya pasar mah dimana-mana pake macet yeee.
Abis markirin bus, rombongan ternyata disiksa dulu. Untuk mencapai "Pondok Nusa" tempat rombongan menginap, kita harus berjalan menyusuri pinggir sungai yang terjal itu. Keywordnya gak jauh dari nanjak, turun, terpeleset, dll. Duh, piknik kok pake susah ye. Udah gitu, di depan tempat penginapan, penyiksaan belum berakhir, karena ada jembatan goyang. Iya, ini jembatan diatas sungai yang terbuat dari jalinan tali dan papan. Jadi, kita mesti jalan pas ditengah, kalo jalannya di kiri atau di kanan pasti jembatannya langsung miring. Apalagi kalo jalannya goyang-goyang, yang belakang pasti bisa ikut merasakan goyangannya dan pasti pada teriak-teriak ketakutan. Uji nyali betoel nih!!!
Jadi, kalo dipikir-pikir, Pondok Nusa ini adanya di pulau di tengah-tengah sungai…hii....terpencil gitu ya, serem ah!!
Ketika kita sampai di areal "Pondok Nusa", rombongan ngumpul dulu di tengah lapangan untuk di kasi pengarahan siapa tidur sama siapa (dee...kayak mau maen pilem b****p aje ye...hehehehehehe). Rupanya kami semua tidur di gubuk modern. Kok? Lah iya, luarnya gubuk bambu tinggi diatas tanah, pake manjat tangga segala, tapi dalemnya tetep pake kasur tipis, bantal en selimut.
Menjelang sore, baru ketahuan kalo tempat ini gak ada listriknya. Penerangannya cuma pake lampu teplok. Uh, serem lagi nih.
Waktu mau mau mandi, pas ke kamar mandinya yang terbuat dari gubuk itu, di dalem yang ada cuma kendi gede berisi air dan ciduk yang terbuat dari tempurung kelapa. Buset dah, jadoel betoel nih. Mana agak gelap lagi, cuma ditemenin sama lampu teplok. Duhh....takut!!!!
Abis mandi, kita mulai dengan permainan bawa air di gelas. Caranya, empat orang ngegendong satu orang yang lagi bawa segelas air yang gak boleh tumpah dari satu tempat ke tempat yang lain. Yang airnya terbanyak itu yang menang. Pelajaran yang diambil di sini adalah koordinasi tim dalam menentukan siapa yang gendong dan digendong dan trik cara ngebawa gelas berisi air itu. Tim gue menang, gue bawa airnya pake cara nutup bagian atas gelas pake telapak tangan.
Permainan kedua adalah kita disuruh bikin menara paling tinggi yang bisa bebas berdiri dari bahan kertas, klip, tali, dan sedotan. Pelajaran dari permainan ini adalah di dalam setiap kasus, harus dicari kata kunci dari permasalahannya, baru di kerjakan bareng-bareng. Tim gue sekali lagi dianggep paling OK, walaupun tidak menang, karena ngebangun fondasi yang kuat sebelum membangun menara kertas yang tinggi yang bebas berdiri. Lho kok fondasi yang kuat? Lha, khan judul free standing tallest tower, ya mesti ada fondasi yang kuat dong.
Abis itu kita lanjut ke acara dinner. Masakannya dibikin oleh para petugas dapur dari Pondok Nusa ini. Lauknya terdiri dari 2 ikan bakar plus kecap cabe nya (ikannya gede-gede dan endang bambang deh), cumi goreng tepung plus saus sambelnya, nasi (gak gue makan...lagi diet!!!), ayam goreng, tumis kangkung (alamak….yang ini sedap betoel!!!), dan buah semangka.
Setelah makan malam, kami masih main-main lagi dengan membangun jembatan terpanjang dan bisa bebas berdiri. Bahan-bahannya ya tetep pake bahan yang sebelumnya di pake. Bener-bener deh, malam itu kami semua kayak mandor dan buruh bangunan. Kerjaan ngebangun melulu.
Permainan terakhir malam itu adalah mencari pistol air yang disembunyikan di salah satu pohon di Pondok Nusa ini. Karena semua gagal menemukan pistol airnya, maka sebagai hukum semua peserta tidak boleh nolak untul ditembak dengan pistol air. Yah, seperti biasa, semua pada lari dan yang perempuan, termasuk saya, berteriak-teriak histeris gak karuan. Yah, takut air nih yeee......
Ketika permainan selesai, kami mulai menghabiskan malam dengan nyanyi-nyanyi. Sambil bernyanyi-nyanyi, kami pun di suguhi snack tengah malam yang dibuat oleh para ibu, mbak dan mas yang bekerja di Pondok Nusa ini. Snacknya ini sangat merusak diet saya. Lho? Gimana gak rusak, kalo menu snacknya itu Kambing Guling bumbu kacang, Pisang Goreng, Bakwan, Bandrek pake jahe item (spesial nih), Lontong, dan Jagung Bakar. Wuah....kenyang oii.... Apalagi kambingnya memang di bakar dan di guling-guling di depan kita karena ada api unggun di tengah-tengah lapangan. Duh.....benar-benar asik nih.
Pada saat yang sama pun kami mencoba beberapa wine dan Arak Bali yang di beli di salah satu supermarket Jepang di Jakarta. Auww....araknya rasanya pahit dan keras sekali...sehingga saya harus menjinakkan rasanya dengan campuran Sprite, Lemon dan es batu. Nah, baru deh minuman nya "drinkable" di mulut saya.
Saya pun akhirnya ngantuk, ngantuknya karena waktunya memang sudah larut dan mungkin juga karena terlalu banyak icip-icip wine dan arak. Icip-icip kok sampe bergelas-gelas ya....heheheheheee......
Karena mata saya sudah redup-redup kayak lampu 2 watt, maka saya pun tertidur di sebidang tempat yang terdapat di depan pintu gubuk. Yah, tidur di luar gubuk dong. Tapi saya menikmati betul tidur hampir di bawah langit ini. Ternyata udara malam di Citarik ini sangat bersahabat sekali dengan kulit saya, tidak terlalu panas dan terlalu dingin, sedeng aja. Kuping saya pun ditemani oleh suara air sungai yang bergemiricik dan suara jangkrik yang saling bersaut-sautan. Paduan suara alam yang satu ini ternyata lebih indah dari musik klasik pengantar tidur. Hmmm....pantas saja saya terlelap tidur sampe keesokan hari nya.
Hari Kedua
Kami memulai hari ini dengan sarapan Nasi Goreng, Ayam Goreng, Daging Kambing masak kecap (ini mah sisa daging kambing semalemnya yg dimodifikasi pake kecap...enak juga euuyyy), Karedok, Tahu, Tempe, Ikan Asin, Nasi, Semangka (duhh....lagi-lagi semangka).......
Setelah sarapan, maka di mulailah petualangan yang sebenarnya. Rafting!!!!
Dari Pondok Nusa ini, kami harus berjalan sebentar untuk keluar dari areal pondok dan pergi ke meeting point nya Arus Liar untuk mengambil peralatan untuk arung jeram, seperti helm, pelampung dan dayung. Setelah mengambil peralatan, kami diantar ke titik sungai tempat dimulainya arung jeram ini dengan mengendarai truk. Ya ampun, jauh-jauh dari Jakarta kok dikasinya truk sih...... Perjalanan ke titik sungai ini agak-agak menyeramkan, agak-agak kena ranting dan dahan serta jalannya itu lho yang agak curam. Tapi kelihatannya supir truk nya udah pengalaman tuh. Supirnya tuh tenang aja agak ngebut di jalanan yang terjal itu. Hiii.....
Ketika sampai di titik sungainya, waktu sudah menunjukkan jam 9 pagi. Kami mulai diatur oleh instruktur untuk masuk ke perahu karetnya. Pada waktu itu, setiap perahu berisi 3 sampe 4 orang. Setelah perahu terisi, maka mulailah kami menyusuri sungai Citarik ini. Asik banget lho, karena pada saat itu, tinggi air tidak terlalu tinggi dan arusnya normal, sehingga kemungkinan kena batu dan nyungsep itu pasti banyak. Wah...asoy geboy dong....
Singkat kata, dalam perjalanan menyusuri sungai Citarik sejauh 8 km selama 2 jam ini, saya banyak menemukan Biawak yang berjemur dengan tenangnya diatas batu selagi kita dimain-mainkan oleh arus liar yang nakal itu. Dasar biawak...enak aje lo ye bejemur pas kita lagi nyungsep di batu.....
Selama 2 jam ini, para instruktur akan mengarahkan harus bagaimana kah kita dalam melalui arus sungai yang tidak dapat di prediksi ini, baik mendayung ke depan dan ke belakang, bergeser posisi duduk, atau malah ber "goyang dombret" bila perahu karetnya udah nyungsep di batu....heheheheee.....
Lebih seru lagi kalo perahu kita ketemu dengan perahu teman kita yang lain. Sudah bisa dipastikan terjadi sebuah perang air...saling ciprat-cipratan...pake dayung dan tangan....
Seru banget deh.....
Selama perjalanan 2 jam ini pula, para instruktur akan memberitahu beberapa titik jeram di lalui dan sejarahnya. Beberapa yang saya masih ingat adalah:
- Jeram Yanto: salah satu instruktur bernama Yanto pernah jatuh di batu ini, tetapi dia selamat.
- Jeram TVRI: salah satu perahu yang dinaiki oleh kru TVRI pernah nyungsep semaleman di batu ini karena saking derasnya arus pada saat itu. Tapi kru nya dapat diselamatkan.
- Jeram Golden Gate: karena ada 2 batu kembar di sini yang membentuk seperti the Golden Gate.
- Jeram Zig-Zag: setiap perahu yang melewati daerah ini pasti akan bergerak secara zig-zag. Ternyata bener lho, perahu yang saya tumpangi pun melesat secara zig-zag, bahkan sempet nyungsep...heheheheheee....
- Jeram Jumping Jack Flash: setiap perahu yang melewati batu disini pasti akan melesat dan loncat. Seru deh!!
- Jeram Bali: salah satu instruktur dari Bali pernah jatuh disini, tapi selamat.
- Dll, termasuk jeram Walk A Way, Ranting dan Duren. Maaf, saya lupa apaan aja sejarah dari 3 jeram ini.
Akhirnya 2 jam pun telah berlalu dan selesai pula lah arung jeramnya. Ternyata petualangan belum berakhir. Teman saya se-perahu rupanya sedang "naik" nafsu iseng-nya. Dia yang sudah expert untuk kegiatan arung jeram ini rupanya main mata sama instruktur untuk ngerjain saya dengan cara membalikkan perahunya. Yah....udah kecebur, tertimpa perahu pula. Perih-bahasa sekali ya.....
Setelah mengembalikan peralatan ber-arung jeram dan makan siang sejenak, maka kami pun pulang ke Jakarta.
Duh, kapan lagi ya main-main sama arus liar yang nakal itu???
Salam nyungsep,
Astrid
Terima kasih saya ucapkan atas nama PT Lintas Jeram Nusantara (Arusliar) atas kesedian Mba Astrid yang telah berkunjung ke Arusliar, dan sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas blog yang telah ditulis oleh Mba Astrid. Semoga menjadi liburan yang berkesan.
ReplyDeleteBagi rekan rekan yang membutuhkan informasi dan reservasi tentang Arusliar Adventures bisa menghubungi saya langsung
dengan : Andyka (Marcom Officer Arusliar)
no tel : 085719878008 / email : andyka@arusliar.co.id
Pin bb : 221AA6A2.
website: www.arusliar.co.id
Terima kasih untuk PT Lintas Jeram Nusantara. Iya, liburannya sangat berkesan sekali :-)
Deletecocok nih buat option selain lembang bandung . nice posting :)
ReplyDeleteTerima kasih. Selamat berlibur.
Delete