Cilantro!! Saya akhirnya berkesempatan juga nih makan-makan di Cilantro yang berlokasi di:
Wisma BNI 46, lantai 46
Jl. Jend Sudirman Kav. 1
Jakarta
Tel: 021-251-2822
Web: www.cilantro.co.id
Dulu, lantai 46 ini di ’duduki’ oleh Jakarta American Club (JAC), yang gak tau kenapa tiba-tiba tutup dan diganti oleh Resto Cilantro ini. Ketika saya tanyakan ke receptionist, ternyata JAC sudah pindah ke lantai 4 gedung yang sama.
Ketika saya masuk ke lantai 46 menuju Resto Cilantronya, saya rasa interiornya gak ada yang berubah dari jaman masih di miliki oleh JAC sampai berubah menjadi Resto Cilantro. Interiornya masih elite dan minimalis, bahkan detilnya hampir sama.
Saya pikir, sangat beruntunglah sang pemilik Cilantro ini yang kesannya beliau ini tinggal masuk aja dan ngebawa makanan nya ke tempat yang memang udah ready-to-go. (Maaf...ini pendapat pribadi lho).
Ketika datang ke meja yang telah di pesan oleh Bayu, yang baru hadir ternyata Rusmin. Pada saat itu, Rusmin sudah memesan 3 hidangan yg aduhai karena saking kelaparannya, yaitu: Deep Fried Prawn with Mango and Banana, Double Boiled Fish Soup with Apple, dan Honeydew Juice.
Deep Fried Prawn with Mango and Banana, yaitu udang goreng yang dalemnya ada mangga dan pisang. Makanan ini sangat crispy dan enak, kriuk-kriuk di mulut, apalagi kalo di cocol sama saos cabe disebelahnya.
Double Boiled Fish Soup with Apple nya gak usah di pertanyakan lagi, enak juga kok.
Honeydew Juice, yaitu melon yg di blender ditambah pacar cina. Jus yg satu ini kok rasanya datar ya.
Saya pun memesan salah satu jus andalan resto ini, yaitu Black and Beauty Juice.
Black and Beauty Juice ini isinya orange, blubbery, anggur, vanilla yoghurt, dan blackberry. Juice ini rasanya asem, manis dan seger. Beneran segernya.
Rusmin sendiri akhirnya memesan minuman lagi setelah kecewa dengan Honeydew. Dia tergoda untuk beli jus setelah mencoba jus yg saya pesan. Dia akhirnya memesan Cherry Pop Juice, yang isinya, cherry, vanilla yogurt, jeruk nipis, dan Coca Cola. Rasa Cherry Pop ini kayaknya di dominasi oleh Coca Cola nya.
Sambil nungguin yang lain dateng, saya pun mencoba snack yang ada di meja, yaitu kripik (entah singkong atau ubi ya) yang rasanya enak banget kalo di cocol sama sambel goreng yg ada disebelahnya. Sambel goreng nya ini, selain tidak begitu pedas, ternyata mengandung tauco yg membuat sambel ini semakin nikmat.
Setelah beberapa menit, mulai deh teman-teman datang satu persatu: Bayu (sang kepala suku), Arasi (anaknya yg punya Resto Tsuru), Uding (yang sempat pamerin O2 II nya ke Mystery Guest), Wasis (yang gak jadi makan karena harus ketemu klien VIP), Marchel (yang bete karena gak jadi bawa partner), Pak Bondan (sang Mystery Guest), dan Rani (yg lagi giat ngelatih yg ’didalem’ utk doyan sushi juga).
Kami berlima (Bayu, saya, Pak Bondan, Uding dan Rusmin) sepakat untuk memesan paket Silver Cilantro. Paket Silver Cilantro yang kami pesan datangnya satu demi satu.
Mulai dari Appetizernya, kami memilih Sashimi, yang terdiri dari salmon, tuna dan cumi. Cukup OK kok, dan kelihatannya segar ya dilihat dari tekstur dan warna yg belum ’rusak’, apalagi wasabinya. Saya sempat ’kesetrum’ 5 kali lho.
Setelah itu, datanglah Shark Fin Soup, yaitu sup ikan hiu yg dimasak dengan kepiting. Rasanya sih lumayan lah. Tapi, waktu itu, saya kok bawaannya mau nambahin garam dan merica aja tuh, mungkin sup ini kurang nendang di mulut saya. Tapi sayang, kok saya gak liat ada merica dan garam di meja bunder tempat kami makan ya.
Kemudian datang lah Gindara Teriyaki yang dimasak dengan saus wine. Wah, yang ini rasanya top deh. Bener-bener the best di mulut saya. Surprise banget buat saya bahwa Gindaranya kok agak crispy ketika di kunyah dan sausnya pun gurih sekali. Apa ini karena ada wine nya ya? Tapi yg penting, hidangan ini sangat saya rekomen deh.
Lalu main course terakhir adalah Scallop Vegetable dan Nasi Goreng Thai. Scallop nya sih OK ya…apalagi ada brokoli nya …wuih…sehat dan ijo royo royo lho….
Khusus untuk nasi gorengnya, saya tidak makan karena sedang membatasi makan nasi. Tapi menurut waiter, nasi ini dibuat dengan campuran babi, seafood – termasuk udang, sayur dan daging sapi.
Sebagai penutup dari Paket Silver Cilantro ini, kami di suguhi jajajan pasar (market cookies - menurut kamusnya Pak Bondan), yang terdiri dari berbagai macam kue-kue tradisional. Menurut pelayannya, jajanan pasar ini lebih mengarah ke jajanan pasarnya Thai.
Selama kami melahap paket Silver Cilantro ini, kami ditemani oleh 2 jenis teh, yaitu Black Darjeeling Tea dan Green Tea Sencha. Saya kok lebih senang dengan Darjeeling nya ya, soalnya baunya teh ini harum sekali deh. Saya sampai sering banget megang-megang cangkirnya hanya untuk mencium bau teh nya. Teh nya ini free refil.
Sedangkan Arasi, yang menolak untuk bergabung dengan The Silver People dengan alasan sudah kenyang, akhirnya memesan Sauted Diced Chicken with Dry Chilli. Hidangan ini enak sekali. Ayam nya dimasak dengan cabe kering yang dicampur dengan irisan bawang. Another reccomended food!!!
Marchel dan Rani, yang pada telat dateng, memesan makanan ’standar’ mereka, yaitu:
- Sake. Hidangan ini terdiri dari dua jenis yaitu hidangan salmon saja (sashimi) atau hidangan salmon yg ditaruh diatas nasi (sushi).
- Rainbow Roll. Hidangan sushi ini terdiri dari salmon dan tuna yang digulung dengan nasi.
- Chu Toro. Hidangan sushi ini terdiri dari tuna yang ditaruh diatas nasi.
Marchel juga memesan 2 minuman, yaitu Espresso dan Durian (Durian Berlian). Marchel bilang, espresso nya termasuk bagus, dinilai dari crema nya yang tebal, dan kadar ’acidity’ nya yang minim. Dimulut saya, espresso ini juga OK sih, tapi kok kurang kentel dikit ya. Terlalu cair ya untuk saya. Sedangkan minuman duriannya biasa saja. Taste duriannya tidak terlalu menonjol dan menusuk, yah bolehlah untuk yg mau makan durian tapi tidak terlalu suka dengan baunya yg menusuk itu.
Uding pun akhirnya tergoda untuk memesan Caipiroschi. Tapi kata Uding, lebih enakan Caipiroschi di Jamz. Dari penampilan nya, saya lihat bahwa Caipirosschi nya Cilantro lebih muda dan ’sepi’ dari pada Caipiroschi nya Jamz. (Akhirnya Uding pulang tanpa konde dan blangkon).
Overall, kami cukup puas makan di Cilantro. Dari segi harga pun tak mengecewakan. Kami ber delapan ini ternyata telah mengorder 23 jenis makanan dan minuman in total dan semua nya dibandrol seharga Rp 1,6 juta.
Oh ya, andalan lain dari Resto Cilantro ini adalah wine dan cerutunya. Waktu itu, kami tidak memesan keduanya. Baik Rusmin maupun Marchel berpendapat bahwa harga wine di resto ini sangat mahal untuk kualitas wine yang ada disana. Ruangan tempat menyimpan wine sendiri, yang terletak di belakang saya, kok lampunya terlalu terang ya (kata Rusmin). Tapi buat saya, pemandangan yang mengganggu di ruang tempat menyimpan wine ini adalah kardus-kardus tempat botol wine yang dibiarkan berserakan di bagian bawah. Duhh.....jadi kelihatan tidak rapi deh.
Ketika mau pulang, saya sempat memperhatikan jendela yang mengelilingi resto ini. Dari balik jendela, saya bisa melihat indahnya Jakarta di waktu malam yang bertaburan sinar lampu. Wow, asik juga ya. Sebenernya juga sih, saya sudah merayu Pak Bondan untuk menyanyikan lagi lagu kesayangan beliau (the Autumn Leaves) di lounge yang terletak di atas resto ini dengan imbalan pijetan saya yang bisa bikin orang merem melek. Tapi entah kenapa, Pak Bondan kelihatannya sedang tidak in the mood sekali. Sayang sekali ya..... (Pak Bondan, salah satu fans berat nya ada yang kecewa nih...hehehehehee).
Salam,
Astrid
For any comment or question, please send email to: astrid-amalia@angelfire.com
No comments:
Post a Comment