Saya merasa senang sekali telah diberi kesempatan untuk mengikuti Kursus Dukungan Psikologis Awal (DPA) yang diajarkan oleh seorang Psikolog bernama Anna Surti Ariani. Kursus ini diselenggarakan oleh Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) melalui Program Deus Caritas Est (DCE).
Catatan: Informasi mengenai DCE oleh KAJ dapat dibaca di https://astridamalia.blogspot.com/2022/10/deus-caritas-est-oleh-keuskupan-agung-jakarta.html
Tentang Krisis
Menurut Bard & Ellison dalam Yeager & Roberts pada tahun 2015, krisis terjadi ketika seseorang bereaksi terhadap peristiwa yang dinilai sangat menekan dan mengganggu dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kestabilan individu dan menurunkan kemampuan untuk mengatasi masalah.
Biasanya krisis disebabkan oleh:
- Bencana
- Kekerasan atau bullying
- Kecelakaan
- Terorisme
- Meninggalnya orang tercinta
- Putus cinta, cerai, konflik besar
Akibat Dari Krisis
Pada anak-anak, ketika krisis terjadi, maka mereka akan:
- Rewel atau mudah menangis
- Regresi (mundur ke perilaku di usia sebelumnya)
- Merasa sakit
- Takut terhadap hal yang baru
- Membangkang
- Kesulitan untuk belajar di sekolah
Pada orang dewasa, ketika krisis terjadi, maka mereka akan:
- Kesulitan untuk menjalankan rutinitas sehari-hari (bangun, makan, bekerja, membersihkan, dan lainnya)
- Merasa bahwa suasana hatinya berubah atau memburuk (gelisah, marah, ingin berbuat kasar)
- Merasa tak berdaya
- Terkejut atau shock
- Berencana untuk bunuh diri
- Melukai diri sendiri
- Menjauhkan diri dari orang lain
Tentang DPA
DPA adalah Dukungan atau Pertolongan Psikologis Pertama yang diberikan secara optimal setelah suatu kondisi krisis atau bencana terjadi.
Menurut International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies Reference Centre for Psychosocial Support pada tahun 2020, DPA adalah serangkaian keterampilan dan pengetahuan yang digunakan untuk membantu orang yang berada dalam keadaan stress, sehingga orang tersebut mampu untuk menjadi lebih tenang dan merasa didukung dengan lebih baik untuk menghadapi permasalahan atau tantangan yang dihadapinya.
Catatan dari saya: DPA dapat dilakukan oleh siapa pun, namun orang tersebut tetap harus mendapatkan pelatihan agar dapat memberikan DPA yang tepat.
Beberapa hal yang disebut sebagai DPA:
- Memberikan perawatan dan dukungan praktis yang tidak mengganggu
- Membantu orang mengakses kebutuhan dasar (makanan, air)
- Menghibur dan menenangkan
- Menghubungkan ke informasi, layanan, dukungan sosial
- Melindungi dari bahaya lanjutan
Beberapa hal yang bukan DPA:
- Konseling profesional
- Sesuatu yang hanya bisa diberikan profesional
- Intervensi klinis atau psikiatri
- Pembekalan psikologis
- Meminta penyintas menganalisis apa yang terjadi
- Memaksa penyintas bercerita dengan detil tentang apa yang terjadi
Teknik untuk melakukan DPA
Tahap Pertama:
- Memeriksa keamanan lingkungan sekitarnya
- Memperkenalkan diri
- Duduk dan berdiri sama tinggi
- Meminta ijin terlebih dahulu untuk memberikan dukungan
Tahap Kedua:
- Memeriksa kondisi (apakah gawat darurat, apakah membutuhkan bantuan)
- Memeriksa reaksi
- Memberikan kebutuhan dasar (makanan, minuman, selimut, boneka, mainan dan lainnya)
- Mendengarkan tanpa menginterupsi
- Memberikan perhatian yang utuh
- Menunjukkan kepedulian dan rasa hormat
- Memberi dukungan dan kekuatan
- Memberi kenyamanan
- Memberi informasi yang dibutuhkan
Tahap Ketiga:
- Membangun harapan dari hal yang paling sederhana
- Mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai kenyamanan
- Mendiskusikan tentang apa yang Tuhan Yesus Kristus rencanakan setelah kejadian ini
- Mengajak untuk berdoa bersama (Rosario) dan menawarkan Salib untuk dipegang
- Mengajak untuk melakukan meditasi (Catatan dari saya: Meditasi juga dapat dilakukan dengan berdoa bersama atau berdoa Rosario)
- Mengajak untuk bernapas dengan benar untuk menenangkan diri
- Membangun hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan kerabat
- Mengusahakan agar mereka tetap dapat melakukan kegiatan sehari-hari
- Menawarkan akses ke pelayanan yang dibutuhkan (RS, puskesmas, Profesional, PMI, Gereja dan lainnya)
Beberapa hal yang harus dilakukan agar DPA dapat diberikan dengan aman:
- Memindahkan benda berbahaya yang ada di sekitarnya
- Memastikan bahwa lingkungannya aman
- Memastikan adanya pengawasan yang baik
- Menghindari hoaks
Tindakan Yang Harus Dilakukan Oleh Pihak Yang Memberikan DPA
Pihak yang memberikan DPA juga harus mengetahui tentang berbagai hal pribadi yang harus dilakukan untuk mengetahui dan waspada terhadap kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Hal ini dilakukan agar mereka sendiri tidak terkena kelelahan, stres dan trauma juga.
Pihak yang memberikan DPA harus menyadari bahwa mereka dapat juga mengalami:
- Trauma sebagai efek dari tindakannya untuk menolong penyintas
- Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), yaitu kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan — baik mengalaminya atau menyaksikannya, dan juga sebagai akibat dari trauma yang tidak ditangani
- Kelelahan fisik dan psikologis yang terjadi karena membantu penyintas dalam waktu yang terlalu panjang dan lama
Oleh sebab itu, pihak yang memberi DPA harus melakukan tindakan awal dan akhir sebagai berikut.
Tindakan awal sebelum memberi DPA:
- Cari informasi tentang kondisi dan penyintas
- Menyiapkan diri dan kesehatan fisik dan mental
- Menyiapkan peralatan dan obat pribadi
- Bila perlu, menyiapkan alat yang dibutuhkan dan perlu dibawa
- Memeriksa apakah penanganan penyintas dapat dilakukan sendiri atau berkelompok
- Memeriksa apakah ada pihak lain yang terlibat dan bagaimana melakukan kerjasamanya
- Memeriksa apakah ada persyaratan administrasi yang dibutuhkan
Tindakan akhir setelah memberi DPA:
- Mendapatkan dan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat
- Mendapatkan dan melindungi kesehatan fisik dan mentalnya
- Melakukan evaluasi bersama pihak lain tentang DPA yang telah dilakukan dan kondisi penyintas
Informasi
Bagi para umat Katolik yang membutuhkan bantuan, pertolongan, dukungan dan DPA, silahkan menghubungi:
- Helpdesk DCE: +62-821-2310-3010
- Email: SekretariatDCE@satu.kaj.or.id
Semoga Program DCE oleh KAJ dapat dilakukan dengan baik. Semoga semua orang yang membutuhkan pertolongan dapat dibantu dan didukung. Dalam Nama Yesus Kristus. Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati.
* Mengapa saya membagikan informasi tentang kursus ini? Karena saya suka membagi berbagai hal baik seperti yang selalu dilakukan oleh Santo Gabriel.
* Mengapa saya menulis ini tentang kursus ini? Untuk mengingat banyak hal, saya perlu menulisnya.
#Kursus #Psikologis #Psikolog #Krisis #Bencana #Kekerasan #bully #Kecelakaan #Terorisme #konflik #RedCross #Psychosocial #Support #Rosario #Salib #meditasi #berdoa #Gereja #stres #trauma #Traumatic #Stress #Disorder #PTSD #mental #Program #Deus #Caritas #Est #DeusCaritasEst #DCE #Tuhan #Yesus #Kristus #Kasih #Keuskupan #Agung #Jakarta #KeuskupanAgungJakarta #Sosial #Kemanusiaan #KAJ #Mengasihi #Peduli #Katolik #kepedulian #pelayanan #bekerjasama #Sahabat #Jiwa #informasi #Keluarga #Webinar #Kesehatan #Jasmani #Rohani #Layanan #YesusKristus
No comments:
Post a Comment