18 October 2022

Gangguan Cemas, Gangguan Depresi Dan Skizofrenia

Ketika mengikuti Kursus Dukungan Psikologis Awal (DPA) oleh Deus Caritas Est (DCE) dan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), pengetahuan terbaik lainnya yang saya dapatkan adalah pengetahuan tentang:
- Gangguan Cemas
- Gangguan Depresi
- Skizofrenia

Pengetahuan ini diberikan oleh KSM Kesehatan Jiwa RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo / Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa FKUI.

Catatan:
- Informasi mengenai Kursus DPA oleh DCE dan KAJ dapat dibaca di https://astridamalia.blogspot.com/2022/10/kursus-dukungan-psikologis-awal-oleh-dce-dan-kaj.html


Dibawah ini adalah informasi mengenai Gangguan Cemas, Gangguan Depresi, dan Skizofrenia.

***


Gangguan Cemas

Gangguan Cemas adalah kondisi munculnya rasa cemas atau khawatir yang berlebihan dan tidak terkendali terhadap berbagai hal dan kondisi hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Hasil dari penelitian:
- Selama tiga dekade terakhir, Gangguan Cemas merupakan Gangguan Jiwa nomor dua yang menimbulkan beban terbesar setelah Gangguan Depresi
- WHO menyebutkan selama pandemi COVID-19 terjadi peningkatan kasus Gangguan Cemas hingga 25%
- Sebanyak 1 dari 30 penduduk Indonesia mengalami Gangguan Cemas
- Gangguan Cemas ditemukan lebih banyak pada wanita, kelompok usia dewasa muda, belum menikah dan tingkat sosial dan ekonomi rendah
- Hampir 70% orang dengan Gangguan Cemas pernah melakukan percobaan bunuh diri

Gangguan Cemas timbul akibat interaksi antara faktor resiko biologis, psikologis dan sosial.
- Biologis: Riwayat keluarga dengan gangguan cemas, penyakit fisik, penyalahgunaan zat
- Psikologis: Gangguan jiwa, kepribadian
- Sosial: Peristiwa traumatik

Bentuk dari Gangguan Cemas:
- Rasa cemas dan khawatir yang berlebihan, tidak rasional dan sulit dikendalikan
- Gelisah
- Gemetar
- Tidak dapat santai
- Berdebar
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Berkeringat dingin
- Mulut kering
- Panik
- Fobia
- Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
- Stres pasca trauma
- Stres akut

Pertanyaan ringan yang dapat mendeteksi Gangguan Cemas:
- Apakah merasa cemas, khawatir, atau was-was?
- Apakah sulit untuk merasa relaks?
- Apakah merasa sangat gelisah sehingga sulit untuk duduk diam?
- Apakah merasa takut seakan-akan sesuatu yang buruk akan terjadi?
- Apakah menjadi mudah tersinggung atau mudah marah?
- Apakah mampu menghentikan atau mengendalikan rasa cemas?

Gangguan Cemas dapat menyebabkan terganggunya fungsi sehari-hari:
- Terganggunya interaksi sosial karena timbulnya sikap menghindar
- Kesulitan dalam mengendalikan cemas, munculnya pikiran untuk menyakiti diri hingga mengakhiri hidup, dan lainnya
- Gangguan dalam melakukan pekerjaan karena sulit berkonsentrasi

***


Gangguan Depresi
 
Gangguan Depresi adalah gangguan suasana perasaan (mood), ditandai dengan penurunan mood yang menyebabkan penurunan fungsi sehari-hari. Sering juga diartikan sebagai kondisi merasa:
- Sedih
- Tidak berdaya
- Tidak berharga
- Hampa
- Pesimis
- Lelah yang berkepanjangan

Hasil dari penelitian:
- Gangguan Depresi merupakan Gangguan Jiwa yang paling sering ditemui
- Selama pandemi COVID-19, terjadi peningkatan kasus Gangguan Depresi hingga 27,5%
- Kasus Gangguan Depresi disertai dengan resiko bunuh diri ditemukan meningkat hingga 50%
- 706.689 penduduk Indonesia mengalami Gangguan Depresi
- Survei rutin oleh pemerintah Indonesia (Riskesdas) tahun 2018 menyebutkan angka kejadian Gangguan Depresi meningkat seiring bertambahnya usia
- Gangguan Depresi ditemukan lebih banyak pada kelompok yang memiliki anggota keluarga dengan Gangguan Jiwa apapun, pernah mengalami Gangguan Jiwa sebelumnya, menderita penyakit kronis dan memiliki masalah / tekanan hidup (sosio-ekonomi rendah, kedukaan, masalah keluarga, dan lainnya)

Gangguan Depresi terjadi akibat adanya persinggungan antara berbagai kondisi biologis, psikologis, dan sosial yang memengaruhi cara otak seseorang bekerja sehingga memengaruhi cara pandang seseorang terhadap dunianya.
- Biologis: Genetik, penyakit fisik
- Psikologis: Kepribadian, mekanisme, trauma
- Sosial: Tekanan hidup, kondisi sosio-ekonomi, budaya

Bentuk dari Gangguan Depresi:
- Merasa murung / sedih terus menerus
- Hilang minat / rasa senang terhadap hal yang dulu diminati
- Kurang tenaga / lelah sepanjang waktu

Seseorang mungkin mengalami Gangguan Depresi jika dalam 2 minggu terakhir mengalami:
- Perubahan cara pandang mengenai masa depan
- Perubahan selera makan dan pola tidur (berkurang atau menjadi lebih banyak)
- Pikiran yang cenderung negatif terhadap diri sendiri dan sekitar
- Adanya pikiran maupun perilaku yang beresiko membahayakan diri sendiri

Dampak dari Gangguan Depresi yang paling sering terjadi adalah terganggunya fungsi sehari-hari:
- Berkurangnya interaksi sosial
- Kesulitan dalam konsentrasi dan pengambilan putusan
- Memperberat penyakit fisik yang dialami, karena dapat memengaruhi proses di dalam tubuh, menurunkan kepatuhan minum obat, mengubah pola makan, dan aktivitas fisik
- Kesulitan dalam mengolah emosi, munculnya pikiran untuk menyakiti diri hingga mengakhiri 
hidup

***


Skizofrenia

Skizofrenia merupakan salah satu jenis Gangguan Jiwa berat yang menyebabkan orang yang mengalaminya memiliki kesulitan dalam menilai realita (tidak mampu membedakan mana yang nyata dan yang tidak nyata). Hal tersebut terjadi karena orang dengan Skizofrenia mempunyai masalah dalam menerima dan mengolah informasi, sehingga kenyataan yang dilihat berbeda dari orang sekitarnya.

Hasil dari penelitian:
- 350.000 penduduk Indonesia mengalami Skizofrenia
- Resiko Skizofrenia lebih tinggi pada kelompok dengan tingkat sosio-ekonomi rendah dan dengan
anggota keluarga mengalami Skizofrenia

Skizofrenia timbul akibat interaksi antara faktor resiko biologis, psikologis maupun sosial.
- Biologis: Genetik, riwayat keluarga, gangguan / penyakit pada otak
- Psikologis: Peristiwa traumatik
- Sosial: Tekanan hidup → pekerjaan; keuangan; sekolah; masalah keluarga, dan lainnya

Gejala Skizofrenia dibagi menjadi 2 kategori yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif merupakan gambaran perilaku yang tidak dijumpai pada populasi umum. Gejala negatif mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki.

Gejala Positif:
- Halusinasi: Rangsangan panca indera tanpa adanya rangsangan sumber (Contoh: mendengar suara orang yang mengomentari tanpa ada sumber suara)
- Delusi: Keyakinan yang tidak berdasar, tidak rasional, dan tidak mudah untuk digoyahkan (Contoh: meyakini semua orang akan mencelakai dirinya, meyakini dirinya titisan Tuhan, dan lainnya)

Gejala Negatif:
- Penarikan diri dari lingkungan sosial: Diam, menarik diri, sedikit bicara, tidak mau melakukan apapun

Selain gejala positif dan gejala negatif, Skizofrenia juga disertai dengan gejala afektif (perasaan), kognitif (kemampuan berpikir) dan agresif (perilaku yang tidak terkontrol).
- Gejala afektif → Ansietas, depresi, resiko bunuh diri
- Gejala kognitif → Gangguan fungsi eksekutif, atensi yang buruk
- Gejala agresif → Kekerasan fisik maupun verbal

Seseorang dinyatakan mengalami Skizofrenia berdasarkan pemeriksaan oleh profesional di bidang kesehatan yang mendapati adanya:
- Gangguan pada pikiran berupa proses pikir yang tidak runut, isi pikir yang tidak biasa, dan keyakinan yang salah serta tidak sesuai dengan situasi kehidupan senyatanya
- Gangguan pada persepsi yang melibatkan panca indera, termasuk mendengar, melihat, meraba, membaui, serta merasakan sesuatu yang tidak ada asal rangsangannya
- Gangguan pada perilaku yang tampak tidak biasa, dapat berupa gaduh gelisah atau mematung
- Gangguan pada perasaan seperti menumpulnya respons emosional

Gangguan tersebut dirasakan untuk waktu yang lama dan terus menerus, setidaknya selama 1 bulan. Gangguan itu disertai dengan kesulitan untuk melakukan aktivitas harian sehingga tidak dapat mengurus diri sendiri, beraktivitas yang produktif, maupun menjalin hubungan bermakna dengan orang lain.

Dampak Skizofrenia: Orang dengan Skizofrenia akan menghadapi berbagai macam kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kesulitan mengontrol emosi dan menilai realita (fungsi psikologis) dapat menimbulkan perilaku kekerasan hingga keinginan untuk menyakiti diri atau mengakhiri hidup. Di samping itu, gejala negatif seperti kehilangan minat, tidak nyaman bersosialisasi, kesulitan dalam perawatan diri, kesulitan berkomunikasi juga menyebabkan hilangnya kehidupan sosial maupun pekerjaan dan pendidikan.

***


Cara Untuk Mendapatkan Bantuan Bila Gangguan Cemas, Gangguan Depresi, Dan Skizofrenia Terjadi

Jika ada orang yang merasakan cemas dan depresi, dan terkena Skizofrenia yang tidak dapat dikelola secara mandiri atau dengan bantuan sekeliling, maka orang tersebut disarankan untuk:
- Melakukan konsultasi dengan tenaga profesional kesehatan (dokter umum, psikolog, psikiater, dan lainnya) yang dipercayai dan dapat diakses untuk membantu memberikan diagnosis dan bantuan sesuai dengan kondisi dan tingkat atau derajat keparahan dari gangguan yang terjadi
- Mengikuti konseling, psikoedukasi, psikoterapi, terapi kognitif perilaku, terapi mindfulness, dan jenis lainnya
- Datang ke fasilitas kesehatan terdekat (Puskesmas dan Rumah Sakit) dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional
- Catatan: Skizofrenia harus segera ditangani oleh profesional agar dapat membantu dalam perbaikan gejala, memperpendek masa sakit, mencegah relapse, dan mencapai pemulihan fungsi

***


Pertolongan Pertama Pada Skizofrenia

- Identifikasi diri, tujuan, dan tindakan
- Tanyakan keinginannya
- Bersikap netral dan menunjukkan postur non defensif (tangan terlihat dalam keadaan terbuka)
- Minimalkan penggunaan bahasa tubuh yang berlebihan
- Tatap matanya namun jangan memaksakan kontak mata
- Atur nada yang menampakkan empati
- Lakukan dengan cepat, sederhana, dan ulangi bila perlu
- Siapkan diri dan waktu untuk lebih banyak menjadi pendengar

***


Pertolongan Pertama Pada Kasus Resiko Bunuh Diri

Bila terjadi masalah kegawatdaruratan, seperti ada dorongan untuk melukai diri atau mengakhiri hidup (resiko bunuh diri) dan gaduh gelisah, hal yang bisa dilakukan oleh orang yang menolong adalah:

Tahap Awal

- Mulai dengan bertanya “Apakah Anda baik-baik saja?”
- Jika dijawab dengan “Tidak” atau “Ya” namun Anda mencurigai dia tidak baik-baik 
saja, lanjutkan dengan pertanyaan:
- Apakah ada rencana mengakhiri hidup?
- Bagaimana dia ingin mengakhiri hidup?
- Apakah sudah melakukan sesuatu untuk mengakhiri hidup?
- Apakah punya riwayat melakukan upaya mengakhiri hidup?

Anda harus mendengarkan tanpa menghakimi dan menawarkan dukungan dengan menanyakan:
- Apa yang bisa dibantu?
- Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi bebanmu?
- Apakah ada rencana menemui tenaga kesehatan profesional?

Anda juga dapat mengajarkan cara-cara untuk mengalihkan / mengubah pikiran mengakhiri hidup, salah satunya dengan teknik “jika…maka…”: Jika saya stres maka saya akan berolahraga, akan menelepon teman saya, dan lainnya.

Tahap Selanjutnya

- Cek berkala untuk memantau kondisi dan memastikan teknik yang diajarkan sudah dilakukan
- Bila kondisi sekiranya sudah lebih tenang dan memungkinkan, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan bantuan profesional

***


Terima Kasih

Untuk semua pengetahuan yang baik ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:
- Deus Caritas Est (DCE)
- Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)
- KSM Kesehatan Jiwa RSCM-FKUI
- Dr. dr. Hervita Diatri, Sp.KJ(K)
- dr. Gina Anindyajati, Sp.KJ
- dr. Irinne Karina Putri

***


Informasi

Bagi para umat Katolik yang membutuhkan bantuan, pertolongan, dukungan dan Dukungan Psikologis Awal (DPA), silahkan menghubungi:
- Helpdesk DCE: +62-821-2310-3010
- Email: SekretariatDCE@satu.kaj.or.id
- Instagram: @ deuscaritasest_kaj

Semoga Program DCE oleh KAJ dapat dilakukan dengan baik. Semoga semua orang yang membutuhkan pertolongan dapat dibantu dan didukung. Dalam Nama Yesus Kristus. Semoga Tuhan Yesus Kristus memberkati.



#Gangguan #Cemas #Depresi #Skizofrenia #Ilmu #Kedokteran #Indonesia #biologis #sosial #mood #konsultasi #konseling #psikoedukasi #psikoterapi #terapi #mindfulness #Kursus #Psikologis #Psikolog #psikiater #Krisis #Bencana #Kekerasan #bully #Kecelakaan #konflik #Support #meditasi #berdoa #Gereja #stres #trauma #Traumatic #Stress #Disorder #PTSD #mental #Program #Deus #Caritas #Est #DeusCaritasEst #DCE #Tuhan #Yesus #Kristus #Kasih #Keuskupan #Agung #Jakarta #KeuskupanAgungJakarta #Sosial #Kemanusiaan #KAJ #Mengasihi #Peduli #Katolik #kepedulian #pelayanan #bekerjasama #Sahabat #Jiwa #informasi #Keluarga #Webinar #Kesehatan #Jasmani #Rohani #Layanan #YesusKristus 

No comments:

Post a Comment