17 April 2014

Devosi Kepada Ekaristi - Bukti Cinta-Nya yang Paling Besar

Catatan: Tulisan ini adalah catatan pribadiku yang kubuat sebagai pekerjaan rumah dari Kursus Latihan Doa dan Hidup Rohani pada minggu ketiga yang kuikuti di gereja. Karena ini hanyalah pekerjaan rumah dari sebuah kursus, jadi tolong tulisan ini dibaca dengan pikiran dan hati yang terbuka, tanpa ada prasangka apa pun terhadap maksud dan tujuanku menulis tulisan ini. Terima kasih.

----------

Tulisan ini dibuat berdasarkan atas inspirasi dari Bacaan Kitab Suci yang dipilih: MARKUS 6: 30 – 44 (YESUS MEMBERI MAKAN LIMA RIBU ORANG)

Perayaan Ekaristi adalah salah satu hal penting di dalam hidup ke-Katolik-anku, karena melalui perayaan Ekaristi inilah aku bisa merasakan sekali kemesraanku dengan Tuhan yang dirayakan dalam suatu pesta yang romantis. Bagiku, perayaan Ekaristi ini adalah suatu kencan religius dengan Sang Cinta dari kehidupan itu, yaitu Tuhan.

Tuhan, Dirimu mengawali kencan religius yang romantis ini dengan menjadi Kekasih Yang Bijaksana melalui sapaan ramah-Mu yang dinyatakan lewat sabda-sabda-Mu yang mengajariku tentang siapa diri-Mu dan tentang kehidupan yang Kau berikan kepada semua ciptaan-Mu. Sabda-Mu selalu bermakna dan indah. Cinta, kasih dan pengampunan adalah yang Kau ajarkan kepada semua ciptaan-Mu. Tiga hal itulah yang Kau curahkan kepadaku setiap hari terus-menerus sampai aku tak sanggup menampungnya. Kekasihku Yang Bijaksana, berilah aku kemampuan untuk membagikan tiga berkat dari-Mu, yaitu mencintai, mengasihi dan mengampuni, kepada sesama makhluk hidup di alam semesta ini.

Pada saat pemecahan roti dan penuangan anggur, aku merasakan bahwa Tuhan Yesus adalah Kekasih Yang Baik Hati yang mau melayani aku untuk menyiapkan makanan dan minuman yang akan dinikmati oleh Dikau Sang Kekasih dan aku dalam sebuah kencan religius yang sangat mesra ini. Terbersit didalam hatiku, bila Kekasihku Yang Baik Hati ini rela melayani aku, maka aku pun ingin diberi sebuah kerelaan untuk melayani-Mu. Kekasihku Yang Baik Hati, berilah aku kemampuan untuk melayani-Mu, memuaskan-Mu dan menyenangkan hati-Mu di dalam kehidupan sehari-hariku melalui segala tindakanku dan perbuatanku kepada sesama makhluk hidup di alam semesta ini.

Dulu, sebelum dibaptis, aku belum boleh menikmati roti dan anggur bersama Dirimu, Kekasihku Yang Mulia. Dirimu menggantinya dengan berkat tanda salib atau tumpangan tangan di dahiku. Pada saat itu, sudah cukup bagiku menerima berkat-Mu dengan cara seperti itu. Aku bisa merasakan daya penyembuhan dari-Mu yang mengalir dari dahiku dan kepalaku yang kemudian menyebar ke seluruh tubuhku, sama seperti halnya ketika Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang tak melihat dan tak mendengar. Aku bisa merasakan sekali bahwa Kekasihku Sang Penyembuh telah benar-benar hadir di dalam diriku untuk menyembuhkan diriku. Aku pun kemudian sembuh dan lepas dari rasa sakit yang telah hidup bersamaku selama bertahun-tahun.

Di dalam kehidupanku sehari-hariku, aku mempergunakan ilmuku dan tanganku untuk membantu sesamaku melepaskan hal-hal yang tidak penting di dalam tubuh mereka dan membantu proses penyembuhan mereka atas rasa sakit yang mereka rasakan melalui terapi Yoga dan terapi sentuhan kasih sayang yang bernama terapi CranioSacral. Namun Kekasihku Yang Mulia begitu baik hati mau memberikan kekurangan pada diriku sehingga aku tidak bisa menyembuhkan diri sendiri dengan tanganku sendiri, supaya Dirimu sendiri bisa datang padaku, menjamahku secara pribadi dan menyembuhkanku. Aku tetap memerlukan tangan-Mu, Kekasihku Yang Mulia, melalui perayaan Ekaristi ini, agar aku bisa sembuh dari rasa sakitku.

Kekasihku Sang Penyembuh, terima kasih telah memberikan kekurangan pada diriku sehingga Dirimu dapat datang sendiri untuk menjamahku dan menyembuhkan aku. Kekasihku Sang Penyembuh, terimakasih telah memberikan kesempatan padaku untuk melihat wajah-Mu yang penuh keindahan dan kebaikan yang memberikan kebahagiaan dan kesembuhan bagiku. Dengan segala cintaku pada-Mu, terima kasih telah memberkati, menyayangi, menyembuhkan dan menyelamatkan diriku.

Setelah dibaptis, akhirnya aku dapat menikmati roti dan anggur bersama Tuhan, Sang Kekasih Muliaku. Roti yang kecil itu memberi kekuatan pada jiwa dan ragaku bagaikan fondasi beton yang menegakkan sebuah bangunan, sedangkan anggurnya menyegarkan jiwa dan ragaku bagaikan air yang menyirami gurun pasir yang kering. Roti dan anggur merupakan tanda bahwa Kekasihku Yang Mulia telah benar-benar hidup di dalam diriku. Rahmat, karunia dan berkat-Mu telah hadir di dalam jiwa dan ragaku. Seperti ketika Tuhan Yesus memberi makan lima ribu orang dengan 5 roti dan 2 ikan, maka aku selalu berharap bahwa roti kecil dan secelup anggur yang kumakan dan kuminum itu dapat kubagikan lagi ke makhluk hidup di sekelilingku. Aku percaya bahwa setitik rahmat, karunia dan berkat dari-Mu justru dapat menjadi berlipat ganda jumlahnya bila terus menerus dibagikan ke sekelilingku. Aku percaya bahwa berbagi membuat aku semakin kaya. Semakin dibagi, semakin mendapatkan banyak. Kekasihku Yang Maha Pemurah, berilah aku jiwa yang rela dan mau berbagi kepada sesama makhluk ciptaan-Mu agar segala kebaikan-Mu dapat tergenapi di bumi ini.

Pada saat bersalaman dengan umat-Mu untuk saling menyebarkan perdamaian, Kekasihku Yang Penuh Dengan Kedamaian mengajarkan kepadaku bahwa aku yang diciptakan dengan setitik cinta ini harus dapat menjadi pembawa damai bagi semua makhluk ciptaan-Nya. Kekasihku Yang Penuh Dengan Kedamaian, semoga aku selalu menjadi pembawa damai bagi semua makhluk ciptaan-Mu di seluruh alam semesta ini.

Pada saat menyanyikan beberapa lagu yang aku kenal di perayaan Ekaristi, aku bisa merasakan suatu enerji yang mengalir naik dari telapak kakiku ke mahkota kepalaku. Rasanya luar biasa indah sekali! Bahkan ketika aku membayangkan kehadiran-Mu, Kekasihku Yang Baik Hati, tubuhku terasa hangat sekali dan bibir ini tak henti-hentinya ingin tersenyum. Apa pun yang aku pandang terlihat sungguh terang dan indah sekali semuanya. Kekasihku Yang Baik Hati, terima kasih telah hadir di dalam diriku dengan cara-Mu yang indah sekali. Semoga enerji yang datang tersebut adalah tanda kehadiran-Mu di dalam tubuhku. Kalau pun itu bukan diri-Mu, tolong kirimkan Para Roh Kudus-Mu untuk menjagaku.

Setelah perayaan Ekaristi berakhir, aku merasakan kebahagiaan telah bertemu dengan Kekasihku Yang Baik Hati dalam sebuah kencan perjamuan makan yang romantis sekali. Kekasihku Yang Baik Hati, terima kasih atas segala segala Berkat-Mu, Firman-Mu dan Tubuh-Mu yang masuk dan mengalir di dalam diriku. Semoga Dirimu, Kasih-Mu dan Cinta-Mu tetap hidup di dalam diriku dan semoga aku dapat membagikannya kembali ke sesama makhluk hidup di alam semesta ini.

Kekasihku Yang Mulia, biarkan aku melihat kebaikan di dalam diri-Mu dan merasakan keindahan mencintai-Mu setiap hari, agar aku bisa membagikannya kembali ke sesama makhluk hidup di alam semesta ini ini. Sang Maha Terang, terangilah wajahku dengan sinar cahaya wajah-Mu, agar sinar cahaya tersebut dapat kupantulkan ke sesama makhluk ciptaan-Mu di alam semesta ini, sehingga yang sakit dapat sembuh dan dunia ini terbebas dari rasa sakit dan patah hati. Penuhilah aku dengan Roh Kudus-Mu dan anugerahilah aku dengan rahmat-Mu. Aku cinta pada-Mu, Kekasihku Yang Mulia. Amin.

Ad Maiorem Dei Gloriam
Iesus Hominus Salvator

No comments:

Post a Comment