15 April 2014

Devosi Kepada Allah Tritunggal - Kasih Personal Mendalam Bagi Tuhan

Catatan: Tulisan ini adalah catatan pribadiku yang kubuat sebagai pekerjaan rumah dari Kursus Latihan Doa dan Hidup Rohani pada minggu pertama yang kuikuti di gereja. Karena ini hanyalah pekerjaan rumah dari sebuah kursus, jadi tolong tulisan ini dibaca dengan pikiran dan hati yang terbuka, tanpa ada prasangka apa pun terhadap maksud dan tujuanku menulis tulisan ini. Terima kasih.

----------

Tulisan ini dibuat berdasarkan atas inspirasi dari Bacaan Kitab Suci yang dipilih: MAZMUR 103 (PUJILAH TUHAN, HAI JIWAKU)

Dalam perjalanan hidupku, Allah Tritunggal itu memang begitu baik. Namun dulu, aku tidak menyadari hal ini. Ketika aku mulai mengenal agama Katolik (dibaptis pada bulan Desember 2013), aku baru menyadari akan kasih Allah Tritunggal yang tiada batasnya ini. 

Bagaimanapun gelombang kehidupan yang menerpaku, selalu ada tangan-tangan baik yang menolongku. Aku percaya bahwa tangan-tangan baik itu tak akan datang tanpa kasih dan rahmat Allah Tritunggal di surga yang begitu besarnya terhadapku.

Sebesar apa pun kesalahanku dan dosaku, Bapa di surga selalu dan senantiasa memaafkanku dan menyelamatkanku. Bapa tak pernah membalaskan kesalahanku dan dosaku terhadapnya, seberat apa pun itu. Dia selalu membuka pintu dan kesempatan yang baik untukku. Bapa itu memang begitu baik dan sabar dan tidak pernah mendendam. 

Sakit di salah satu bagian tubuhku pun disembuhkan oleh para Roh Kudus melalui misa di Gereja dan berkat para Romo yang mulia dan terkasih yang menyentuh kepalaku, dahiku dan tanganku. Aku begitu mencintai Roh Kudus dan para Romo – para kekasih Tuhan yang mulia. Tuhan, berkatilah para Romoku agar selalu sehat dan bahagia sehingga dapat terus membagikan cinta dan berkat mereka kepada para umat-Mu.

Segila apa pun mimpiku, Tuhan Yesus selalu ada untuk menolongku untuk mewujudkan mimpiku. Cara-Nya mewujudkan mimpiku pun sangat luar biasa ajaibnya, namun aku percaya bahwa cara tersebutlah yang paling cocok untuk manusia seperti aku. Tuhan Yesus telah mempersiapkan tubuhku dan jiwaku, sehingga begitu mudah bagiku untuk menerima perubahan dalam kehidupanku yang sebenarnya adalah cara Tuhan Yesus mewujudkan mimpiku. Tuhan Yesus terkasih, aku mencintai cara-Mu mencintaiku.

Bunda Maria pun selalu menemani perjalananan sehari-hariku. Bersama Bunda Maria, aku menemukan beberapa keajaiban kecil yang membuka mataku atas adanya kasih sayang sang Bunda Maria. Melalui Doa Rosario, aku belajar untuk tidak membiarkan pikiranku kosong dan selalu mawas diri tanpa merasa tegang. Doa Rosario pun telah menenangkan kegelisahanku ketika mengarungi kemacetan di Jakarta. Hanya Bunda Maria yang tahu mengapa jalan yang tadinya macet kemudian menjadi sangat lancar setelah berdoa dengan Doa Rosario sebanyak satu putaran. Aku tak memerlukan keajaiban besar untuk percaya akan curahan kasih sayang dari sang Bunda Maria. Yang aku perlukan hanya sentuhan kecil sang Bunda Maria yang memenuhi relung hatiku. Terima kasih, Bunda Maria, atas curahan kasih sayangmu yang sederhana dalam kehidupan sehari-hariku. 

Karena kasih Tuhan yang begitu mendalam ini, aku pun menjadi begitu takut untuk melukai hati-Nya dan membuat-Nya merasa tidak senang. Aku pun berusaha menjauhi hal-hal yang mungkin tidak berkenan di hati-Nya. Karena kasih Tuhan yang begitu mendalam ini pula, aku merasa malu bila harus melakukan segala sesuatu yang dilarang-Nya. Aku malu pada Allah Tritunggal yang telah hidup di dalam tubuhku dan jiwaku. 

Aku ingin mencintai dan mengingat Allah Tritunggal ketika aku sehat, hidup dan bahagia, bukan hanya kala aku sakit, sedih dan hampir mati, karena aku tahu bahwa kasih dan cinta Allah Tritunggal kepadaku lebih luas daripada samudra yang biru, lebih tinggi daripada langit diatas kepalaku dan lebih dalam daripada inti bumi dibawah kakiku. Terima kasih, Allah Tritunggal. Aku mencintai-Mu, hai jiwaku! Amin.

Ad Maiorem Dei Gloriam
Iesus Hominus Salvator




No comments:

Post a Comment