25 September 2012

Terapi Craniosacral

Terapi Craniosacral adalah teknik penyembuhan diri sendiri dengan bantuan sentuhan seorang Terapist di tubuh sang pasien untuk melepaskan ketegangan, penyumbatan, trauma emosional di tubuh sang pasien dan menstabilkan chakra sang pasien. Terapi ini baik sekali untuk merilekskan pikiran dan tubuh sang pasien.

Pada dasarnya pengobatan ini adalah pengobatan dengan dasar cinta kasih dan kasih sayang. Keberadaan sang Terapist dan tangannya untuk sang pasien dan tubuhnyalah yang akan dideteksi oleh tubuh sang pasien sebagai perhatian khusus yang akan menyembuhkan tubuh yang sedang sakit itu. Pasien akan ditenangkan dulu pikiran dan badannya, baru diterapi. Tidak ada energi lain, termasuk dari sang Terapist, yang masuk ke tubuh pasien karena Terapist hanya meletakkan tangannya ke tubuh pasien dan mendeteksi detak jantung, aliran darah dan kemungkinan penyumbatan di tubuh sang pasien. Penyembuhan terjadi ketika tubuh sang pasien menerima sentuhan sang Terapist dan tubuh tersebut mulai melepaskan ketegangan di titik yang disentuh, yang juga akan menyebar ke titik-titik syaraf yang terhubung di tempat yang disentuh.

Pasien dianjurkan untuk pasrah, rileks dan tidak berharap terlalu banyak terhadap terapi ini, karena terapi ini akan tidak terasa manfaatnya bila sang pasien terlalu berharap banyak. Ketika sang pasien pasrah dan rileks, justru disitu titik awal dari penyembuhan bagi tubuhnya.

Menurut pengalaman saya selama memberikan terapi ini ke klien saya, biasanya sang pasien akan tertidur pulas di tangan saya dan merasakan sensasi rileks ditubuh mereka.

Kalau kondisi fisik saya sedang prima dan fokus, maka saya bisa membaca trauma emosional yang ada didalam tubuh sang pasien.

Saya juga menggabungkan terapi Craniosacral ini dengan metode terapi pendulum. Dengan menggunakan terapi pendulum, maka saya bisa mendeteksi aliran chakra di tubuh sang pasien, apakah alirannya kuat dan lancar, atau kurang sinkron, atau tersumbat.

Namaste.



11 September 2012

Rejeki

Sejak serius menekuni dunia Yoga, banyak keajaiban yang terjadi di dalam kehidupanku, seperti mimpi yang dikabulkan, diberi kemudahan, diberi fasilitas tanpa harus membayar, dan lain-lain.

Memang rejeki setiap orang itu berbeda-beda. Beda orang, beda rejekinya. Beda orang, beda usaha dan kemampuannya kan. Jadi janganlah bandingkan rejeki kita dengan rejeki orang lain. Kalau membandingkan, terasa sekali bahwa kita tak menghargai rejeki yang diterima dan yang datang pada kita.

Lompat-lompat mencari celah rejeki itu tidaklah salah. Wajar dan diharuskan, karena lahan rejeki itu luas, ada dimana saja dan dalam bentuk yang bermacam-macam.

Rejeki itu tidaklah selamanya soal berapa uang yang kita terima atau dapatkan. Rejeki bisa berupa dan datang dalam bentuk uang, kesempatan, kemudahan, fasilitas, dan lain-lain. Tergantung bagaimana cara kita melihatnya.

Rejeki tidak pernah salah alamat dan tidak pernah jatuh ke tangan yang salah. Kalau tidak dapat, ya berarti memang rejeki itu bukanlah milik kita.

Bila kita bisa menghargai berapa pun dan dalam bentuk apa pun rejeki yang kita dapat dan terima, maka bersyukur adalah rasa terima kasih yang paling jujur.

Namaste.