Suatu hari, Mamaku nyeletuk gak penting gitu.
"Eh, Trid, di Pasar Cibubur tuh ada kok penjual kopi. Mama gak tau jenis kopi yang di jual. Pokoknya masih dalam bentuk biji dan di giling di depan kita. Kamu mau gak kalo Mama beli in? Siapa tau aja kamu suka."
Hah, siapa bilang itu celetukan gak penting? Itu penting lagi. Aduh, Ma, mau dong.
Setelah selang beberapa hari, Mamaku bilang kalo kopinya sudah menunggu aku.
Sang kopi bernama Kopi Lampung cap Bus Patas. (Heh, Bus Patas? Ada kondekturnya dong ya, hehehe). Dibelinya ya di Pasar Cibubur dekat rumahku lah. Yang aneh, kopinya kok ada tiga bungkus?
Eh, si Mama ngoceh lagi. "Trid, walau kopinya jenisnya sama, tapi kualitasnya beda. Ada kualitas 1, 2 dan 3. Mama gak tau mana yang enak. Udah sana, cobain gih."
Mamaku tau aja ya kalo aku lagi bingung. Memang bener, kopi ini punya 3 kualitas.
Mamaku nambahin kalo kopi ini di giling di depan Mamaku. Jadi, kopi ini terjamin banget keasliannya alias tanpa campuran apa pun, dan juga terjamin kesegarannya. Seger dari gilingan gitu loh.
Icip-icip kopi ini sendiri dilaksanakan di rumah temanku.
Soal fragrance nya biji kopi sebelum di seduh, tiga kualitas Kopi Lampung ini punya wangi yang berbeda. Kopi Lampung cap Bus Patas dengan kualitas 1, wanginya kenceng banget. Wus wus wus… Harum gitu ya. Kopi Lampung cap Bus Patas dengan kualitas 2, wanginya agak berkurang. Tentunya bisa ditebak kalo Kopi Lampung cap Bus Patas dengan kualitas 3 wanginya akan lebih tipis, bahkan tidak tercium sama sekali di hidungku.
Tingkat kegosongan biji kopi ini termasuk menengah, karena tiga kualitas Kopi Lampung ini punya warna yang sama, yaitu coklat tua. Kelihatannya proses penggorengan ketiga jenis kopi ini adalah medium roasting.
Saatnya kopi ini diminum. Yang menyeduh kopi tentunya staff rumah tangga temenku ini yang memang selalu ingat kalo aku suka kopi. Seduhan pertama ternyata salah caranya karena ada tambahan gula di dalam seduhan kopinya. Wah, yang namanya icip-icip kopi itu khan gak boleh ada gula. Harus kopi tubruk tanpa gula, tentunya kopinya disaring dulu, agar rasa kopinya terasa di lidah. Kalo masih ada gula dan ampasnya khan berarti kita icip-icip gula dan ampas kopi dong.
Seduhan kopi kedua barulah benar, yaitu 3 cangkir kopi tubruk tanpa gula yang mewakili 3 kualitas kopi yang berbeda.
Soal warna kopi setelah diseduh, tiga kualitas Kopi Lampung ini punya warna yang sama, yaitu hitam. Ternyata warna air kopi belum tentu sama dengan warna biji kopinya ya.
Soal rasa, ternyata rasa tiga kualitas Kopi Lampung ini agak mirip dengan wangi biji kopi sebelum diseduh. Kopi Lampung cap Bus Patas dengan kualitas 1, rasanya mantap dan beraroma wangi sekali. Rasa kopi ini tidak berat di mulut dan cepat hilang seiring dengan mengalirnya air kopi ini ke dalam kerongkongan. Kopi Lampung cap Bus Patas dengan kualitas 2, aroma dan rasanya sudah agak berkurang. Sekali lagi, sudah bisa ditebak kalo Kopi Lampung cap Bus Patas dengan kualitas 3 gak ada aromanya sama sekali dan rasanya hambar banget.
Anehnya, percobaan lain di rumahku dengan seduhan Kopi Lampung cap Bus Patas dengan kualitas 1 yang dicampur gula, kok rasanya agak getir ya.
Tapi memang, untuk kopi kelas pasar becek, kopi ini kualitasnya bagus banget. Segar dan asli. Bahkan kualitasnya pun tidak menipu. Benar banget, sesuailah hasil seduhannya dengan kualitas kopinya. Dan yang penting, harganya itu loh, gak semahal harga kopi yang udah masuk ke supermarket, apalagi warung-warung modern yang ada di mall.
Jadi, mau ngopi Lampung cap Bus Patas? Sana, beli sendiri di Pasar Cibubur ya…
Salam ngopi,
Astrid