Dear all,
Saya kaget sekali ketika beberapa hari yang lalu tiba-tiba saya mendapatkan sms dari teman saya yang menawarkan kopi dari Papua. Tentu saja kabar baik ini tidak saya lewatkan begitu saja, apalagi gratis gitu lho. Dasar maruk!
Akhirnya, atas jasa baik dari teman yang lain, maka akhirnya kopi yang dijanjikan itu sampai juga ke tangan saya. Kopi yang diserahkan berupa satu bungkus kopi yang berjudul “Amungme Gold Arabica Coffee” dalam bentuk gilingan setengah halus, yang ternyata berasal dari Gunung Nemangkawi di dataran Papua, dan setoples kopi tanpa nama yang masih dalam bentuk gilingan kasar yang asalnya dari Papua juga. Wow!
Masih dengan nuansa terkagum-kagum, saya lalu tak sabar untuk icip-icip dua jenis kopi ini. Beberapa saat setelah diterima, 2 jenis kopi ini langsung saya apresiasikan secara instant.
Sebelum diseduh, soal tingkat kegosongan, baik kopi Amungme Gold maupun kopi tanpa nama (karena tidak ada bungkusnya, mari kita namakan seperti ini saja ya) tingkat kegosongannya menengah karena warnanya coklat tanah. Nampaknya metoda “penggorengan” yang dipakai untuk kedua jenis kopi ini sama, yaitu medium roasting.
Ketika dikunyah, biji kopi Amungme Gold terasa lebih asam daripada biji kopi tanpa nama. Bau biji kopi Amungme Gold pun lebih kuat dan agak berbau seperti coklat atau moka, sedangkan biji kopi tanpa nama baunya biasa dan hampir tidak meninggalkan kesan mendalam.
Setelah diseduh, aroma kopi Amungme Gold lebih kuat dengan sesekali ada bau jeruk diantara aroma yang menyeruak, sedangkan aroma kopi tanpa nama sangat lembut dan mungkin lebih bernuansa kacang-kacangan. Sifat dan warna air seduhan kedua kopi ini ternyata sama, yaitu “light” dan coklat kekuning-kuningan.
Ketika di icip, rasa seduhan kopi Amungme Gold lebih asam daripada kopi tanpa nama yang terasa datar saja. Ini memang karena Amungme Gold adalah kopi dari jenis arabika yang dikenal mempunyai ciri khas yang asam. Untuk soal kopi tanpa nama, saya kok curiga kopi yang satu ini datang dari keluarga yang lainnya yaitu robusta karena citarasanya yang datar dan cenderung “bold”.
Untuk soal “body”, kedua jenis kopi ini mempunyai struktur yang “nice” di mulut saya, yaitu sedang dan tidak terlalu kental, sehingga kedua jenis kopi ini pun tidak meninggalkan “aftertaste” yang terlalu lama. Jadi, setelah air kopinya selesai saya teguk, rasanya pun langsung hilang ke tenggorokan.
Overall, bagi saya, kedua jenis kopi ini memang recommended sekali dijadikan salah satu koleksi bagi para pecinta kopi. Kualitasnya pun tidak kalah dengan salah satu merk ternama yg berinisial SB. Saran saya ketika meminum kedua jenis kopi ini, jangan dicampur dengan susu karena akan menghilangkan akan citarasa kopi ini yang sebenarnya. Apalagi karena sifat kopi ini yang medium dan light, memang kopi ini cocok diminum secara tunggal saja, baik tanpa atau dengan gula.
Yang cukup membuat saya surprise, bungkusnya kopi Amungme Gold ini yang sangat menarik sekali. Setelah saya perhatikan, bungkusnya itu ternyata di buat di Australia. Paling tidak, produk dalam negri ini kalau di kemas secara menarik dan tentunya dengan pemasaran yang baik pula, pasti akan menarik perhatian dan mungkin laku keras di pasaran. Sayang, saya dengar, produk kopi ini pemasarannya agak macet. Sayang ya, padahal kopinya ini enak banget.
Salam ngopi,
Astrid
Saya kaget sekali ketika beberapa hari yang lalu tiba-tiba saya mendapatkan sms dari teman saya yang menawarkan kopi dari Papua. Tentu saja kabar baik ini tidak saya lewatkan begitu saja, apalagi gratis gitu lho. Dasar maruk!
Akhirnya, atas jasa baik dari teman yang lain, maka akhirnya kopi yang dijanjikan itu sampai juga ke tangan saya. Kopi yang diserahkan berupa satu bungkus kopi yang berjudul “Amungme Gold Arabica Coffee” dalam bentuk gilingan setengah halus, yang ternyata berasal dari Gunung Nemangkawi di dataran Papua, dan setoples kopi tanpa nama yang masih dalam bentuk gilingan kasar yang asalnya dari Papua juga. Wow!
Masih dengan nuansa terkagum-kagum, saya lalu tak sabar untuk icip-icip dua jenis kopi ini. Beberapa saat setelah diterima, 2 jenis kopi ini langsung saya apresiasikan secara instant.
Sebelum diseduh, soal tingkat kegosongan, baik kopi Amungme Gold maupun kopi tanpa nama (karena tidak ada bungkusnya, mari kita namakan seperti ini saja ya) tingkat kegosongannya menengah karena warnanya coklat tanah. Nampaknya metoda “penggorengan” yang dipakai untuk kedua jenis kopi ini sama, yaitu medium roasting.
Ketika dikunyah, biji kopi Amungme Gold terasa lebih asam daripada biji kopi tanpa nama. Bau biji kopi Amungme Gold pun lebih kuat dan agak berbau seperti coklat atau moka, sedangkan biji kopi tanpa nama baunya biasa dan hampir tidak meninggalkan kesan mendalam.
Setelah diseduh, aroma kopi Amungme Gold lebih kuat dengan sesekali ada bau jeruk diantara aroma yang menyeruak, sedangkan aroma kopi tanpa nama sangat lembut dan mungkin lebih bernuansa kacang-kacangan. Sifat dan warna air seduhan kedua kopi ini ternyata sama, yaitu “light” dan coklat kekuning-kuningan.
Ketika di icip, rasa seduhan kopi Amungme Gold lebih asam daripada kopi tanpa nama yang terasa datar saja. Ini memang karena Amungme Gold adalah kopi dari jenis arabika yang dikenal mempunyai ciri khas yang asam. Untuk soal kopi tanpa nama, saya kok curiga kopi yang satu ini datang dari keluarga yang lainnya yaitu robusta karena citarasanya yang datar dan cenderung “bold”.
Untuk soal “body”, kedua jenis kopi ini mempunyai struktur yang “nice” di mulut saya, yaitu sedang dan tidak terlalu kental, sehingga kedua jenis kopi ini pun tidak meninggalkan “aftertaste” yang terlalu lama. Jadi, setelah air kopinya selesai saya teguk, rasanya pun langsung hilang ke tenggorokan.
Overall, bagi saya, kedua jenis kopi ini memang recommended sekali dijadikan salah satu koleksi bagi para pecinta kopi. Kualitasnya pun tidak kalah dengan salah satu merk ternama yg berinisial SB. Saran saya ketika meminum kedua jenis kopi ini, jangan dicampur dengan susu karena akan menghilangkan akan citarasa kopi ini yang sebenarnya. Apalagi karena sifat kopi ini yang medium dan light, memang kopi ini cocok diminum secara tunggal saja, baik tanpa atau dengan gula.
Yang cukup membuat saya surprise, bungkusnya kopi Amungme Gold ini yang sangat menarik sekali. Setelah saya perhatikan, bungkusnya itu ternyata di buat di Australia. Paling tidak, produk dalam negri ini kalau di kemas secara menarik dan tentunya dengan pemasaran yang baik pula, pasti akan menarik perhatian dan mungkin laku keras di pasaran. Sayang, saya dengar, produk kopi ini pemasarannya agak macet. Sayang ya, padahal kopinya ini enak banget.
Salam ngopi,
Astrid
No comments:
Post a Comment