Catatan ini adalah sekelumit perjalanan panjang saya menuju yoga yang telah menjadi nafas di dalam hidup saya. Saya tidak akan membahas yoga terlalu dalam, baik dari segi pengajaran maupun filosofinya, karena saya memang bukan orang yang tepat untuk membahas hal-hal tersebut. Biarkanlah para guru yoga yang sudah mahir yang menjelaskannya. Saya hanya ingin berbagi cerita kepada seluruh dunia mengapa saya mencintai olahraga yang satu ini.
Sudah setahun ini, saya mulai mendalami yoga. Awalnya ketika saya bergabung di tempat olahraga saya di Fitness First dua tahun yang lalu, saya hanya melaksanakan olahraga saya di tempat alat-alat angkat berat dan mesin treadmill saja, tanpa mau melirik kelas yang tersedia di tempat ini, termasuk kelas yoga yang diberi nama "Mind & Body". Saya sih awalnya malah mencemooh soal olahraga yoga ini.
"Ngapain juga sih stretching gak jelas gitu? Kelamaan dan terlalu pelan. Entar ngantuk aja deh. Mendingan angkat beban dan lari aja deh. Kiamat kali kalo gue masuk kelas itu."
Itulah sekelumit pernyataan dari saya waktu dulu melihat orang latihan yoga di kelas "Mind & Body" ini. Apalagi kalau melihat gerakan-gerakan yoga di kelas itu dari dinding kaca. Kok keliatannya gerakannya begitu-begitu saja ya.
Waktu pun berlalu, seiring dengan tidak adanya pengurangan lemak di tubuh saya hahaha. Saya sempat diet ketat, mulai dari detox buah, tidak makan nasi, dan lain-lain. Itu semua hanya memberikan efek yo-yo di badan saya.
Sampai pada suatu hari, tepatnya pada saat bulan puasa di bulan Oktober 2007, saya merasa bahwa saya tetap mau berolahraga tapi yang tidak terlalu menghabiskan tenaga saya di bulan puasa tersebut. Saya pun mulai melirik yoga sebagai alternatif bagus. Sedikit stretching tidak akan membuat saya lemas, itulah pemikiran saya pada saat itu.
Tapi, ternyata saya salah. Loh salah kenapa? Hahaha. Ini dia pengalaman pertama saya di kelas yoga.
Pada saat itu, saya masuk ke kelas yoga yang bernama “Dynamic Flow”. Kelas yoga “Dynamic Flow” merupakan kelas yoga untuk para yoginis yang sudah terlatih atau paling tidak sudah sering ikut kelas yoga, karena berisi gerakan-gerakan yoga yang cukup sulit dengan perubahan gerakan yang cukup cepat. Dari awal sampai akhir kelas, tujuan saya untuk santai-santai berolahraga menjadi gagal total, karena akhirnya saya menyadari gerakan-gerakan yoga itu cukup sulit. Gerakannya memang kelihatannya lambat dan gampang, tapi ternyata gerakannya cukup berat dan rada susah. Di kelas pertama saya ini, sering kali saya jatuh terjerembab karena tidak bisa menahan beban badan saya sendiri. Setelah satu jam mengikuti kelas yoga pertama saya, pemikiran saya terhadap yoga ini mulai berubah. Ternyata yoga itu berat dan menantang juga gerakannya, bahkan lebih berat dari olahraga angkat berat yang biasa saya lakukan.
Ada satu peristiwa yang membuat saya semakin penasaran dengan yoga ini. Ketika kelas pertama saya berakhir, sang guru yoga pun memegang punggung saya dan berkata: "Ah, lo ga pake energi lo sih."
Hah??? Kok guru yoga yang satu ini bisa seenaknya berbicara seperti itu ya setelah saya jungkir balik plus terjerembab di kelas yoga ini? Loh, apa pula energi itu ya?
Itulah pertanyaaan kesekian yang memicu saya untuk pantang mundur di kelas yoga ini.
Jadilah, selama bulan puasa itu, saya setiap hari mempunyai jadwal yoga sekali dalam sehari, sambil tetap diselingi dengan angkat beban. Mulai masuk bulan ke dua dan ke tiga, frekuensi saya beryoga mulai meningkat menjadi 2 kelas yoga perhari. Setelah 3 bulan beryoga, saya kok merasa tidak cukup hanya berlatih yoga saja tanpa memiliki pengetahuan tentang olahraga yang satu ini. Mulailah saya mencari buku-buku yoga supaya saya tambah mengerti tentang yoga ini. Beberapa buku yoga yang saya baca diawal perkenalan saya dengan yoga adalah: Hidup Sehat dan Seimbang dengan Yoga (Pujiastuti Sindhu), Seri 10 Menit Yoga (Donald Butler), Yoga Klasik (Vimla Lalvani), dan Memahami Segalanya tentang Yoga (Cynthia Worby).
Belum lagi sejumlah VCD yang saya beli untuk menemani latihan yoga saya di rumah, yaitu: VCD bonus dari bukunya mbak Pujiastuti Sindhu, Yoga for Strengths (Linda Arkin), Yoga Mind & Body (Ali MacGraw), dan Yoga Exercise Workout (Jane Fonda).
Yoga pun akhirnya telah menjadi sesuatu yang paling penting didalam kehidupan saya. Saya kok merasa kalau saya tak bisa hidup tanpa yoga. Yoga telah menjadi nafas di dalam kehidupan saya. Ini semua karena saya merasa ada efek-efek positif yang timbul di badan saya setelah saya rajin beryoga. Beberapa efek-efek positif itu adalah: tidur saya menjadi lebih lelap dan berkualitas, penyakit "water retention" saya mulai hilang, saya mulai menyadari bahwa saya punya banyak kelemahan, lemak dibadan saya perlahan-lahan mulai hilang dan badan saya pun punya bentuk yang lumayan, tubuh saya perlahan-lahan menjadi kuat, saya jadi mudah mengontrol emosi saya yang dulunya meledak-ledak, saya menjadi lebih sabar, konsentrasi saya bertambah, dan lain-lain yang masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan. Mungkin nanti saya jelaskan di kesempatan yang berikutnya.
Ketika tulisan ini dibuat, jadwal saya beryoga sudah seperti jadwal makan saya, yaitu 2 sampai 4 kelas perhari, baik pagi maupun sore, 6 hari seminggu. Yang paling mengesankan adalah yoga di pagi hari adalah ibarat secangkir kopi di kala makan pagi.
Ada beberapa guru yoga saya yang sedikit memperingatkan saya untuk tidak terlalu memforsir jadwal latihan saya dan menyarankan untuk memberi istirahat pada badan saya. Jawaban saya pun hanya seperti ini: "Abis gimana ya, udah cinta sih…"
Begitulah sekelumit proses perjalanan saya dalam mengenal dan akhirnya jatuh cinta kepada yoga.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang sudah mempertemukan saya dengan yoga, sebuah olahraga yang tidak hanya menyehatkan tubuh saya, tetapi juga membetulkan cara berpikir dan cara hidup saya. Saya percaya bahwa Tuhan memang punya rencana-Nya sendiri. Tidak perlu saya ceritakan berapa banyak kejadian yang terjadi sebelum saya menemukan yoga ini, tapi dari sini saya pun berpikir bila Tuhan memang punya mau, pasti segalanya terjadi.
Saya juga mau mengucapkan terima kasih pada semua guru-guru yoga saya di Fitness First yang selama ini mengajarkan yoga kepada saya, semua guru-guru yoga yang saya temui di dunia luar dan teman-teman sesama pecinta yoga yang selama ini berbagi penderitaan bila dibanting di kelas yoga. Selalu ada "AC bocor" di matras kita ya hahaha.
Sekali lagi, catatan ini hanyalah sebuah catatan pribadi dari saya yang begitu mencintai yoga apa adanya. Bila ada yang tidak setuju dengan catatan ini, tolong biarkanlah saya hidup dengan yoga yang saya cintai ini. Bila ada yang setuju dan juga menyukai yoga, mari kita sama-sama bergandengan tangan berjalan di jalan yoga yang penuh cinta dan kedamaian.
Namaste!
No comments:
Post a Comment