13 May 2008

Kedai Ngopi Anomali



Anomali Coffee
Jl. Senopati Raya No. 35
Jakarta
Tel: +6221-5292-0102

Pada suatu hari, tepatnya 8 bulan yang lalu, aku tiba-tiba mendapatkan email dari Abgari alias Abgar yang menanyakan tentang kegiatan ngopi-ngopiku. Hmmm, ternyata dia mau bikin tempat ngopi sendiri tuh.

Gak lama juga setelah itu, dia juga udah mulai ngundang-ngundang ke tempat ngopinya dia yg udah jadi gitu. Namanya Anomali Coffee.

Seliweran gitu, tiba-tia aja udah banyak media yang mengulas tentang Anomali Coffee ini. Termasuk sahabat dekatku, si Ree, yang ternyata udah main-main ke kedai kopi Anomali ini. Yah, keduluan dong.

Akhirnya, pada hari minggu yang lalu, setelah ikut 3 kelas yoga yang bikin badan capek dan lapar berat, aku dan sahabat jepangku, Kaori, memutuskan untuk mencoba menyambangi tempat ini.

Setelah nelpon Abgar nanyain ancer-ancernya Anomali, ternyata deket banget deh sama tempat nge gym kita. Yeah OK dee, langsung brangkat yuk.

Setelah sampai ditempat, wah tempatnya cozy banget ya. Bukan cozy yang eksklusif gitu ya, mungkin lebih mengarah ke suasana gudang gitu. Soalnya beberapa sudut di Anomali ini interiornya bernuansa unfinished gitu. Asli, kayak gudang bawah tanah aja.

Setelah melihat sekeliling, akhirnya kita memutuskan untuk naik ke lantai 2 dan duduk dibalkon luar. Eh tiba-tiba salah satu pelayan bilang kemungkinan akan hujan dan rada-rada merintah kita untuk pindah ke bagian dalam. Ye, gimana sih, kita kan mau menikmati udara segar. Tapi karena sore itu terlalu indah dan kita sedang malas untuk berdebat panjang lebar, maka kita nurut aja.

Begitu pindah ke dalam, kita ambil posisi yang nempel ke jendela kaca dan mulai memilih menu. Kaori memesan Caramel Nut Latte, sedangkan saya memesan Black Forest Latte. Untuk cemilannya, kita memutuskan untuk berbagi Anomali Club Sandwich. Cemilan kok sandwich sih hehehe.

Setelah menunggu beberapa saat, maka minuman pun datang. Caramel Nut Latte nya Kaori terasa mirip-mirip Caramel Caffe Latte dari kedai kopi sebelah. Hayo, kedai kopi yang mana tuh hehehe. Sedangkan Black Forest Latte saya terasa lebih nikmat. Apalagi didasar minuman saya ada butiran-butiran nikmat. Jadi rupanya minuman nikmat ini dibuat dari campuran kopi, krim dan cake black forest. Hmmm pantes aja enak.

Lalu kemudian, cemilan pun datang. Ah ternyata ini bukan sembarang cemilan. Sandwichnya terdiri dari 4 potong dan cukup lumayan utuk konsumsi kita berdua. Isinya ada lembaran keju, smoke beef, sayuran dan saus. Untuk rotinya, kita memilih jenis whole wheat. Hidup sehat gitu loh. Sandwichnya enak kok. Ini sandwichnya yang enak atau memang pada dasarnya kita udah kelaparan ya setelah melaksanakan pengencangan otot-otot malas di 3 kelas yoga hehehe.

Begitu sandwichnya abis, eh si Abgar nongol tuh. Langsung deh dia bergabung di meja kita dan ngobrol ngalor ngidul soal Anomali.

Anomali ini ternyata hanya menjual kopi single origin. Jadi kopinya asli dari satu tempat. Ini berarti juga bahwa sebanyak apa pun perkebunan yang ada di satu tempat meghasilkan satu macam kopi. Jadi apabila kita mengambil hanya kopi terbaik dari satu tempat dan menggorengnya dengan sempurna, kopi yang kita dapet pasti nikmat banget.

Kopi-kopi yang dijual di Anomali ini semuanya berasal dari tanah air Indonesia. Wuih nasionalisme banget ya. Semua jenis kopi di Indonesia ini ada, mulai dari Java Jampit, Toraja, dan lain-lain. Anomali ini juga punya mesin roaster sendiri yang diletakkan di tengah-tengah ruangan di lantai 1. Makanya Anomali juga menyebut diri sebagai Specialty Coffee Micro-Roaster. Sedangkan gudang kopinya diletakkan di tengah-tengah tangga menuju lantai 2. Lucu juga ya konsepnya. Anomali ini juga ternyata terdaftar di dalam Specialty Coffee Association of America. Ini supaya kualitas dan standar di Anomali ini tetap terjaga. Sedangkan konsep interior Anomali ini memang sengaja dibikin unfinished, karena memang ingin menciptakan suasana kayak di gudang kopi.

Abgar sendiri mengaku kalo dari dulu sudah tertarik dengan kopi dan belajar sendiri tentang kopi dari browsing-browsing di internet. Dia dan partnernya, Irvan Helmi, adalah orang-orang yang menggoreng kopi-kopi di Anomali ini. Mereka ini memanggil diri mereka sendiri sebagai Coffee Chief. Haiyah!!

Waktu ngomongin soal biji-biji kopi, tiba-tiba aja Abgar minta pelayannya untuk nyeduh kopi tubruk dari varian Java Jampit. Wuih coffe cupping dong!! Ketika kopi tubruknya dateng, Abgar dengan gayanya langsung ngaduk-ngaduk kopinya dan ditutup dengan ngetuk-ngetuk bibir cangkir dengan sendok. Gaya lo, Gar!! Waktu di icip-icip, memang kopi tubruknya nikmat banget. Sedap bowww.

Icip-icip kopi kan gak lengkap kalo gak ngunyah biji kopi. Setelah biji kopi terhidang diatas piring kecil, langsung aja deh tangan ini ngambil beberapa butir biji kopi dan mengunyahnya. Nyam nyam nyam. Garing dan gurih kayak makan kacang aja. Kaori pun dapet pengalaman baru, kalau ternyata biji kopi juga enak dikunyah. Asal biji kopinya baru di goreng ya. Kalo jarak dari menggoreng dan mengunyah biji kopi ini sudah terlalu lama, kira-kira lebih dari 2 minggu, ya pastinya rasa biji kopinya udah ga nikmat lagi dong.

Setelah asyik ngobrol ngalor ngidul, Abgar mempersilahkan kita untuk touring de Anomali ini, sambil nunjukin mesin penggoreng, gudang kopi dan coffee barnya. Yang menarik adalah poster gede diatas gudang kopi yang berisi pengumuman untuk mendukung petani kopi Indonesia dan kopi Indonesia itu sendiri. Yup mari kita dukung ya!!

Oh iya, Anomali ini juga menyediakan fasilitas free hotspot untuk berselancar di dunia maya. Tapi sayang, saya lagi ga bawa laptop tuh.

Setelah puas ngobrol-ngobrol, nanya-nanya dan jalan-jalan di Anomali ini, maka saya dan Kaori memutuskan untuk mengakhiri hari yang indah itu dan kembali ke rumah masing-masing.

Mungkin lain kali, saya akan kembali lagi ke Anomali. Tentunya sambil menenteng si Mr. White Mekbuk dan nongkrong dipojokan sambil menikmati kopi.

Selamat menikmati beberapa foto-foto yang diambil di Anomali ini ya!!











Anomali Café



Anomali Coffee
Jl. Senopati Raya No. 35
Jakarta
Tel: +6221-5292-0102

About 8 moths ago, I received an e-from Abgari or Abgar who asked about my drinking coffee activities. Well, actually he wanted to build his own café. Not long after that, he also invited me to come to his café, Anomali Coffee.

Then I found out that there was media coverage about this Anomali Coffee. One of them was my best friend, Ree. She went there before me hehehe.

The last Sunday, after working out at 3 yoga classes that made this body tired and hungry, I and my Japanese friend, Kaori, decided to go to the Anomali Coffee.

After calling out Abgar asking for the way to get there, we found out that Anomali is quite near from our gym. Yippee let’s go, girls!!

When we arrived, the place is so cozy. Not that exclusive cozy, but this is more to warehouse environment. Some of the interior of Anomali were left unfinished, just like an unfinished warehouse.

After observing the area, we decided to move upstairs to the second floor and sat at the chairs at the outside balcony. Suddenly, a waitress told us that rain might come and a bit ordering us to sit inside. Eh what?? Hey, we wanted to get some fresh air here. But anyway, as the day was too beautiful to argue with unimportant matter, then we did what the waitress wanted.

As we moved inside, we took the chairs next to the glass windows and started to order from the menu. Kaori ordered Caramel Nut Latte, and I ordered Black Forest Latte. For our snack, we chose to share the Anomali Club Sandwich. What kind of snack sandwich is hehehe.

After waiting for some moments, then our drinks came. The Caramel Nut Latte that Kaori ordered tasted like the Caramel Cafe Latte from the other café. Eh, which café is it hehehe. Try to guess, OK. Meanwhile, my Black Forest Latte tasted better. At the bottom of the drink, I could find some delicious granules. So this delicious drink was made from the mix of coffee, cream, and black forest cake. So delicious!!

Then finally, here comes our snacks. This was not just some snacks. The sandwich came in 4 slices and was big enough for both of us. Inside the whole wheat bread, there were cheese slices, smoke beef, some vegetables and sauce. A very healthy snack. The sandwich was delicious. Was it delicious or were we to hungry after stretching our lazy muscles at 3 yoga classes hehehe.

Abgar came right after we finished our sandwich. He joined our table and chat around about Anomali things.

Anomali only sells single origin coffee. A single origin is a coffee from one region. This simply means that many plantations from one region contribute to a coffee type. When you take only the best beans from a specific region and roast them to perfection the coffee you get is truly remarkable.

All coffee in Anomali comes from the land of Indonesia, such as Java Jampit, Toraja, etc. Anomali has its own roaster machine. It is placed in the middle of the area at the first floor. That is why Anomali also call itself as Specialty Coffee Micro-Roaster.

Its coffee storage is placed in the middle of stairs to the second floor. Interesting concept!! Anomali is listed in the Specialty Coffee Association of America. This is to keep the quality and standard of Anomali in shape. As I said earlier, the interior of Anomali is left unfinished to create the coffee warehouse environment.

Abgar said that he was interested in coffee from a long time ago and learned it by himself from browsing at the internet. He and his partner, Irvan Helmi, are the coffee roasters in Anomali. They call themselves as the Coffee Chief. Yeah!!

When talking about coffee, suddenly Abgar asked a waitress to make a black coffee using the Java Jampit beans. Yup let’s start the coffee cupping!! When the black coffee came, Abgar stirred and knocked the side of the cup using a spoon with style. Yeah right, that kind of style!! And yes, the coffee tasted so nice.

The coffee cupping would not be completed if we did not chew the coffee bean. The beans come on a small plate, and we chewed them just like chewing some nuts. So crunchy!! And Kaori got a new experience that chewing coffee beans is also nice. The rule is that the beans should be fresh roasted within 2 weeks. If we chewed over 2-weeks-old beans, then the beans would not be so crunchy and nice.

After we chat around here and there, Abgar allowed us to go touring in Anomali. He showed us the roaster machine, the coffee storage, and the coffee bar. The most interesting part was the big banner above the coffee storage that urges the readers to support the Indonesian coffee farmers and the Indonesian coffee itself. Yep, let’s support that!!

By the way, Anomali provides free internet hotspot facility for its guests to surf on the internet. Sadly that I did not bring my laptop that time.

After all the chat, questions and tour in Anomali, I and Kaori decided to end the beautiful day and went back to our homes.

Maybe next time, I will go back to Anomali and bring my white Mac book and sit in the corner while enjoying a cup of hot coffee.

Enjoy some pictures I took in Anomali!!