25 May 2004

RESTO KYOKA - BAPINDO PLAZA

KYOKA
Bapindo Plaza Mandiri 27th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55
Jakarta
Tel: 021-526-6688


Saya beberapa hari lalu diajak oleh mbak Letta, penyiar nya Radio Female, untuk icip-icip resto jepun yang bernama Kyoka. Wahh…asik nih!!

Ketika saya datang setelah berhujan-hujan ria dengan 'kendaraan pribadi' saya yaitu busway, saya 'hanya' disambut oleh Mbak Agatha, salah satu pendengar Female, dan Trishi, humas nya Kyoka ini. Lho, yang punya hajat kemana ya? Ternyata setelah seladak-selidik, mbak Letta ternyata terlambat.

Setelah beberapa menit acara perkenalan antar tamu kloter pertama, nah…tamu kloter ke dua, yaitu mbak Letta nya, dateng deh.

Pada kesempatan pertama, Trishi mengajak kita jalan-jalan muter-muter kaliliang resto ini. Interior nya memang jepang abis, tapi surprise lho kalo ternyata resto ini luas banget yaitu 850 meter persegi. Soalnya, kelihatan kecil sih. Ternyata ini memang di siasatin, jadi resto yang segede 'lapangan bola' ini dikasi sekat-sekat sehingga mempunyai ruangan kecil-kecil yang banyak, karena orang jepun suka ke-privasi-an.

Lalu setelah lelah berwisata di resto ini, kami pun diperkenalkan kepada Pak Utomo, yang katanya sih Direktur Operasi dari resto ini. Dia di wawancara sama mbak Letta untuk beberapa menit dan langsung ngibrit duluan karena ada acara lain. (Pak, ada acara lain atau takut ngeliat para tukang makan ????)

Saya sempet nguping wawancara nya mbak Letta dengan Pak Utomo ini.

Pak Utomo menjelaskan bahwa arti nama Kyoka adalah kota atau taman bunga. Resto ini didirikan pada tanggal 7 Juli 1999. Karena konsep resto ini agak-agak fine dining, maka resto ini jarang sekali menyajikan fast food, seperti Ramen dan Katsu, kecuali mungkin untuk lunch set nya. Nah, untuk info aja, lunch set disini dibandrol seharga Rp 75 rebu sampe 100 rebu. Mahal yeee !!

Nah, ternyata acara makan-makan kita ini sebenarnya ingin memperkenalkan Kaiseki. Apaan tuhhh??? Rupanya, Kaiseki merupakan seni memasak tertinggi di Jepang. Biasanya, Kaiseki di sajikan kepada tamu penting. Dalam Kaiseki, ada kira-kira 5 macam cara memasak dalam satu set nya. Kata kunci di Kaiseki adalah appetizer, bakar, goreng, main course, dan dessert. (Kalo mau lihat lebih jauh, liat aja deh apa yang kita makan malam ini, OK!). Hidangan Kaiseki ini dihidangkan selama 2 sampe 3 jam. Duhh....lama nya !!! Katanya juga sih, semua makanan yang disusun di menu set nya Kaiseki ini sangat baik sekali untuk pencernaan di tubuh kita. (Kayak nya iya deh...liat aja kata kunci diatas, makanan diatur sedemikian rupa....jadi inget sama food combining deh).

Nah, Kaiseki yang mau dihidangkan ke kita adalah Kaiseki untuk musin semi, dengan andalannya Kobe Beef dari Jepang. Nah, kalo urusan harga, sama seperti lunch set, Kaiseki ini termasuk mahal juga lho. Untuk mini Kaiseki nya di bandrol antara Rp 200 ribu sampe 400 ribu, sedangkan full Kaiseki nya di hargai diatas itu lah. (Hemmm.....gak bisa ngebayang berapa tuh!!)

Ok.....waktunya kita makan-makan dan minum-minum ya.

Kalo soal minuman, saya mah tetep setia dengan green tea. Yang paling bikin heran, aroma dan rasa dari teh hijau yang saya minum di resto ini mengingatkan saya akan ketan atau beras yang gosong. Nah, sambil minum teh hijau rasa beras gosong dan nungguin Pak Utomo di interogasi sama mbak Letta, saya nyoba snack yang ada di meja, yaitu Edamame (kacang kedelai import yg direbus). Ibaratnya makan kuaci, kita mesti ngupas dulu kulitnya yg berwarna hijau itu, lalu makan biji nya. Kriuk...kriuk....asik deh. Hmmm, pikir-pikir, minum teh hijau sambil ngunyah kacang dengan kulit yang hijau juga.....hijau semua dong!!

Setelah wawancara dengan Pak Utomo selesai, maka para pemakan ini memulai proses pemamah-biakan....nyam....nyam....nyam....

Kami memulai dengan makanan pembuka yang didefinisikan oleh Kaiseki ini sebagai makanan-makanan yang bentuknya kecil yg rasanya macam-macam, antara lain manis, asin dan gurih (kok jadi inget permen Nano-Nano ya!!!). Makanan pembuka pertama adalah Kuchigawari (mini salad Kaiseki) dan Kogome Ashari (kerang yang ditindih dengan daun pakis). Kuchigawari nya kok mirip asinan bogor ya.

Makanan pembuka selanjutnya adalah Zensai, yang terdiri dari Kiso Tofu (schotel tahu), Edamame Cheese (keju berlapis kacang kedelai), Olanda Tamango (kuning telur yang berisi surimi), Ginan (melinjo jepang diatasnya ada wijen), Siratama (tepung kanji goreng yang diatasnya ada wijen), Temari Sushi (ikan-ikanan), Salmon Tamari (ikan salmon yang di tindih ikura), dan Sira Ae ('perkumpulan' sayuran, tahu dan wortel).
Yang paling enak sih Edamame Cheesenya ya, surprise aja ada hidangan yang berbentuk kotak mungil berwarna hijau yang waktu dimakan langsung lumer di mulut...nyeesssss......wuah....nikmatnya!!!
Nah, yang rasanya paling 'lucu' adalah Olanda Tamago, ini kuning telor tapi bentuknya kayak busa dan rasanya kayak kue bolu. Hemmm, bisa di bayangin gak??

Makanan selanjutnya adalah Sashimi yaitu ikan mentah, makanan kesukaan saya yang sudah saya pesan sejak awal (dasar lo Trid, bisanya curi start melulu ye!!). Sashimi nya terdiri dari ikan salmon, ikan tuna (maguro), ikan kakap (kanpachi), dan kerang (hokigai). Sashimi nya ini dilengkapi dengan daun oba dan daun lobak putih. Yang paling bikin kaget adalah jumlah Sashimi nya yang sedikit ini dihidangkan diatas piring bulat yang besar sekali. Wah, gedean piringnya dong...hehehehheeeee....

Hidangan berikutnya adalah Yakimono, yaitu beberapa jenis makanan yang di bakar, antara lain Beef Cheese Roll, Gindara Saikio, udang + Tomorokoshi (jagung manis), Akar Teratai, dan Kabocha (ubi-ubian).
Gindara nya ini ueeennnaaaakkk sekali deh, beneran!! Tekstur dagingnya lembut dan bumbunya meresap sampe ke dalem-dalem nya. Buat saya, Gindara nya ini rekomen sekali deh, bener-bener gurih.
Yang mengagetkan lagi akar teratainya, ketika saya kunyah kok teksturnya mirip 'buntelan' suede ya (wah, saya makan kulit sepatu dong he....he...he....).

Selanjutnya, kami memasuki hidangan yang termasuk kategori gorengan (bukan gorengan yang di pinggir jalan lho!), yaitu Agemono. Nah, Agemono ini terdiri dari daun oba yang digoreng pake ebi shinjo dan jamur shitake.

Setelah selesai dengan beberapa makanan seperti yang telah dijelaskan diatas yang bentuknya lucu dan mungil ini, saya sih mengira bahwa ukuran main course nya sih tidak akan jauh deh dari makanan yang tadi udah dimakan. Ternyata, ketika main course nya datang, wah......enggg....inggg......ennngggggg.......ternyata gede banget oiii!!!!! Main course yang datang adalah Unajyu (daging belut goreng bersaus) yang ditaruh diatas sebongkah besar steamed rice. Rasanya lumayan, tapi di mulut saya kok agak kurang 'kriuk kriuk' dan bumbunya kurang meresap. Ukuran daging belutnya sih OK lah, cuma 3 potong kok. Tapi itu lho nasinya, kok banyak ya.

Sebetulnya, kalo cuma makan belut dan nasi sih perut mana pun masih bisa nampung, tapi tadi khan udah di 'jejali' dengan berbagai macam makanan. Gak kerasa deh, makanannya kecil-kecil tapi bikin kenyang juga ya. Walhasil, dari 3 orang pemakan, yang berani menghabiskan hidangan main course ini cuma saya (ini laper atau rakus ya??), sedangkan mbak Letta dan mbak Agatha lebih memilih untuk ngebungkus hidangan yang satu ini. (Ini untuk oleh-oleh buat yang di rumah atau jangan-jangan...ada sessi dinner babak ke dua nih...he...he...he...).

Walau perut sudah kenyang sekali, tapi rasanya kok sayang ya ngelewatin bagian dessertnya. (Aduh, bilang aja masih laper!!). Dessert nya kali ini adalah kue Khomaki (kue yang terbuat dari kacang merah), buah-buahan, wasabi ice cream dan minuman jahe dingin.
Kue Khomaki ini terasa kenyal di mulut dan kulitnya itu kayak kulit akar teratai yang tadi udah saya makan, persis banget seperti kulit suede. Hehehheeee.....
Yang paling bikin geleng-geleng kepala adalah es krim wasabi. Kok wasabi bisa dibikin jadi es krim ya? Rasa dari es krim ini tetep manis tapi ada sedikit sensasi menyengat nya wasabi (duuhhhh.....susah ah mendeskripsikannya dengan kata-kata, ribet euuyyy!!!).
Yang lebih aneh lagi, biasanya khan kita kalo minum air jahe itu pasti dalam keadaan hangat atau panas ya, tapi di resto ini minuman jahenya dihidangkan dalam keadaan dingin. Ternyata air jahe dingin ini enak juga lho.

Wah, setelah segini banyak mengunyah makanan, saya kok merasa harus 'meluruskan perut' ya. Lalu saya berdiri sejenak deh. Ketika berdiri sejenak, saya tak sengaja memandang bentangan jendela kaca bening di sebrang saya yang hampir tertutup oleh rintik-rintik hujan yang juga membuat saya bisa memandang kota Jakarta di malam hari yang abis di guyur hujan. Duh, senangnya hati ini....perut kenyang....lalu ditemani pemandangan yang indah. Sayangnya, cahaya lampu di ruangan tempat kami makan terlalu terang, sehingga membuat penglihatan saya keluar kurang jelas. Wah, gak romantis deh resto ini. Coba kalo sinar lampunya agak di kurangin dikit, pasti lah suasana di resto ini agak sedikit romantis.

BTW, resto ini juga menjual sake lho, yang di bandrol Rp 900 ribu sampai Rp 1,5 juta per botolnya. Lho, kok mahal ya? Ketika saya tanyakan ini ke mbak Trishi, beliau menjelaskan bahwa ukuran botolnya ternyata lebih besar daripada ukuran botol wine biasa. Oooo.....gitu ya.

Yang paling berkesan dari resto ini buat saya, selain makanan nya itu lho yang menuh-menuhin 'kamar' di perut saya, ternyata para pelayan di resto ini mempunya pengetahuan yang baik tentang makanan yang mereka sajikan. Jadi bagi para tamu seperti saya yang hobinya 'cerewet' tanya-tanya atau para tamu yang memang gak tau jenis makanan apa saja yang di hidangkan di resto ini pasti puaslah mendapatkan penjelasan dari mbak-mbak yang bekerja disini.

Satu hal lagi, ternyata enak juga ya sekali-sekali melanggar diet, apalagi kalo di traktir ya....huahahahahaha....

(Thanx to Letta, Trishi en Agatha).

Salam makan,
Astrid

No comments:

Post a Comment